Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tech3 Harapkan Sumbangan Kemenangan dari Pol Espargaro

Setelah dua kemenangannya pada MotoGP 2020, Tech3 bertujuan untuk mendapatkan kembali podium teratas dengan membawa Pol Espargaro musim depan.

Pol Espargaro, Tech3 GASGAS Factory Racing

Foto oleh: GasGas Factory Racing

Musim 2022 jarang memberikan kepuasan bagi Tech3, dengan hanya 27 poin yang dijumlahkan oleh kedua debutan Remy Gardner dan Raul Fernandez. Setelah tahun menyakitkan, Poncharal ingin membuka lembaran baru dengan melakukan berbagai perombakana.

Line-up jadi prioritas untuk digarap. Berbeda dengan sebelumnya, yang bertaruh pada juara serta runner-up Moto2 2021, sekarang menggunakan kombinasi pembalap berpengalaman dan debutan.

Tech3 yang berkolaborasi dengan GasGas mendudukkan Espargaro dengan juara Moto2 2022, Augusto Fernandez. Meski begitu, kekuatan yang dapat diinvestasikan KTM dalam upaya memperbaiki RC16 tidak berubah.

Pabrikan Mattighofen telah menginvestigasi dan menemukan titik lemah RC16. Para insinyur memusatkan perhatian pada hal ini selama libur musim dingin.

Dengan menjadi tim pabrikan GasGas, Poncharal tentu berharap mendapat dukungan dari dua merek.

"Saya pikir semua paket teknis berada pada level yang cukup dekat, semua paket teknisnya bagus. Lima dari enam merek telah memenangi balapan pada 2022, satu-satunya yang belum menang adalah pemimpin dunia dalam sepeda motor (Honda, catatan editor). Jika Anda percaya pada paket Anda, bahwa dengan tim Anda dan dengan para insinyur Anda ingin maju... Saya percaya pada lingkaran baik dan lingkaran setan. Saya pikir pada 2023, kami memiliki segalanya karena suasananya jauh lebih tenang, konstruktif, positif, dan saya berharap hasilnya akan terasa,” tutur Poncharal di mikrofon Canal +.

"Sangat penting untuk menjadi seperti Brad Binder, menyerang dengan senyuman, bersikap positif, memberikan komentar positif, bersatu dengan tim Anda, tertawa bersama mereka," imbuhnya kepada situs resmi MotoGP.

"Anda harus memimpin seluruh kelompok menuju sesuatu yang positif. Itulah yang saya cari. Di pagi hari, saya ingin membuka garasi dan melihat semua orang tersenyum, tertawa, bersenang-senang, saling percaya satu sama lain, bahwa kami saling percaya dan kami berbagi. Itulah bagaimana kami bisa melakukannya."

Baca Juga:

 

Tech3 jadi tim pabrikan GasGas untuk MotoGP 2023

Tech3 jadi tim pabrikan GasGas untuk MotoGP 2023

Foto oleh: Dorna

Mengenai formasi pembalap, Tech3 ingin semua elemen tim membantu Fernandez dalam proses adaptasi di kelas premier. Satu-satunya debutan itu sudah pasti mendapatkan Rookie of the Year, tapi ia tetap dibebani kewajiban tampil baik demi mengamankan kontraknya.

"Kami akan mencoba untuk membuat Augusto bekerja dengan baik sehingga dia menjalani tahun rookie ini dengan cara yang paling menarik, dengan cara yang paling konstruktif, dan kenapa tidak bertarung dari waktu ke waktu di 10 besar adalah tujuannya,” ucap Poncharal.

Ia maklum kalau Espargaro bakal berusaha mati-matian menebus kekecewaan selama dua tahun bergabung dengan Honda. Apalagi menyaksikan sang kakak, Aleix, sering naik podium di awal musim.

"Bagi Pol, semua mimpi ada di sana. Tidak ada batasan. Saya tahu bahwa dia masih mengejar kemenangan pertama di Grand Prix. Jadi kami berharap selama tahun ini, di bawah warna GasGas, dia akan memenangi, dan kemudian mengapa tidak bertarung di 5 besar di tingkat dunia,” katanya.

Bagi Poncharal, duplikasi balapan pada 2023 dengan berlakunya format sprint menawarkan peluang yang benar-benar harus dimanfaatkan.

"Kami harus menang dalam waktu kurang dari satu tahun ke depan dengan 42 balapan ini," ia memalu pada saat tes pertama di luar musim berakhir,” ia menawarkan.

Selama empat tahun, Espargaro menegaskan dirinya sebagai pemimpin klan KTM, berkontribusi besar pada pengembangan RC16 dan memberikan merek dengan tonggak sejarah yang secara bertahap menerjemahkan kemajuannya, dengan satu-satunya pengecualian kemenangan, yang selalu lolos. Dan kemudian ada perceraian, tak terduga untuk Mattighofen.

Pol Espargaro, Tech3 GASGAS Factory Racing, Herve Poncharal, Team prinsipal Tech3 GasGas Factory Racing, Pit Beirer, KTM

Pol Espargaro, Tech3 GASGAS Factory Racing, Herve Poncharal, Team prinsipal Tech3 GasGas Factory Racing, Pit Beirer, KTM

Foto oleh: GasGas Factory Racing

"Itu benar-benar kejutan besar bagi bos-bos besar KTM karena dia adalah anak yang hilang. Dia adalah pemimpin dalam hal hasil meskipun kami memenangkan dua balapan dengan Miguel [Oliveira] dan dia tidak tidak menang," kata Poncharal kepada Motorsport.com.

"Dia dipuja di KTM karena dia memiliki sisi positif, dia duta yang baik dan kemudian dia seorang striker. Dia telah mengambil alih dirinya sendiri untuk mengembangkan proyek ini dan itu sedikit mengejutkan ketika dia memberi tahu mereka.

"Saya tidak pernah berpikir mereka akan mengambilnya kembali," lanjut pria Prancis itu. "Sejujurnya lukanya cukup dalam, para bos tidak mengerti ketika dia pergi dan saya seperti 'dia tidak akan pernah kembali'. Dan kemudian ketika dia mulai memulai beberapa kontak dan pembicaraan lagi, mereka mengatakan kepadanya, 'Sselamat datang kembali'."

Saat ini, tim Prancis harus membangun kembali hubungan dengan Pol Espargaro, tetapi konteksnya telah banyak berubah.

"Ini benar-benar berbeda", jawab Hervé Poncharal, yang menemukan seorang pilot yang membuktikan diri selama dua tahun di Honda, jauh dari "juara muda Moto2 yang penuh mimpi yang ingin mempelajari segalanya, makan segalanya".

Pembalap Spanyol itu harus menemukan tempatnya, dia yang melihat dirinya sebagai "kapten" dari grup KTM-GasGas. "Apa yang saya katakan padanya adalah 'luangkan waktu Anda',” tambah sang direktur. "Kami tahu bahwa Pol sangat bersemangat, dan itulah mengapa kami mencintainya. Dia adalah pria yang bersemangat, dia memberikan segalanya, dia tidak berpikir, dia sepenuhnya .

Apa yang juga berubah sejak kepergian Espargaro dari Tech3 adalah status yang dinikmati oleh struktur. Pada saat menjadi tim satelit Yamaha, terlihat ketimpangan dari sisi teknis.

Sedangkan, dengan KTM, tidak ada perbedaan. Selain itu, mereka diberi kebebasan menentukan pembalap dan kru.

"Sekarang banyak hal telah berkembang pesat. Sebelumnya, (ketika kami) adalah tim satelit independen, atau swasta, kami menyewa peralatan kami dari pabrik dan kami harus mencari anggaran untuk beroperasi. Manajemen tim dan pilihan pilot dan teknisi adalah milik kami. Kami benar-benar pemimpin bisnis, sekarang tidak ada hubungannya dengan itu," ia menjelaskan.

"Sekarang hampir ada empat motor resmi per grup. Dalam hal apa pun di grup Pierer Mobility ada empat motor resmi, dua dengan warna resmi dan dua dengan warna GasGas (pada tahun 2023)."

"Kami tidak lagi berstatus tim junior sama sekali," tegas sang manajer. "Hari ini, KTM ingin terus maju menuju tujuan yang telah mereka tetapkan. Entah itu untuk para pembalap atau bahkan teknisi, kami berbagi dan berdiskusi lebih banyak lagi, dan Tech3 makin menjadi tim pabrikan. Pierer Mobility lebih dari sekadar tim independen. Dan entah bagaimana itu demi kebaikan tim karena kami adalah tim pabrikan seperti yang lainnya."

Lire aussi :

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alasan MotoGP Harus Melebarkan Sayap ke Luar Eropa
Artikel berikutnya Carlo Pernat: Quartararo dan Marquez Bakal Sulitkan Ducati

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia