Antonio Giovinazzi: Formula E Dunia yang Benar-benar Berbeda
Eks pilot F1 Antonio Giovinazzi merasa pendekatan yang membawanya sukses di masa lalu tidak berhasil diterapkan di Formula E. Menurutnya, ajang balap mobil listrik itu bukan seri yang baik bagi para rookie.
Foto oleh: Alastair Staley / Motorsport Images
Antonio Giovinazzi beralih ke Formula E untuk memperkuat Dragon Penske tahun ini setelah tiga musim tampil bersama Alfa Romeo di F1. Tetapi sejauh ini semuanya berjalan sulit bagi pembalap Italia tersebut.
Raihan terbaik Giovinazzi adalah posisi ke-16, yang dibukukannya dalam Monako E-Prix, April lalu. Dengan demikian, sepanjang 12 balapan Formula E yang telah dilakoni musim ini, ia belum mampu mencetak poin.
Meskipun cukup banyak race yang berlangsung kacau, Giovinazzi tidak dapat memanfaatkan peluangnya. Ia kerap finis di posisi terakhir atau harus mundur (retire) dari perlombaan sebanyak lima kali.
Faktanya, situasi serupa terjadi pada rekan setimnya Sergio Sette Camara. Pembalap asal Brasil yang lebih berpengalaman di Formula E tersebut juga tak kunjung mendulang angka sepanjang tahun ini.
“Sayangnya di sini mobil dan formatnya benar-benar berbeda. Semuanya berbeda dari apa yang saya lihat di masa lalu, dalam kategori lain dan Formula 1. Tidak ada yang pernah saya lakukan sebelumnya bekerja di sini,” ujar Giovinazzi dalam wawancara dengan Independent.
“Di sini Anda tidak boleh memperlambat kecepatan terlalu banyak dan pendekatan yang berbeda secara psikologis, sebab Anda harus menghemat energi dan baterai selama balapan. Semuanya sangat berbeda.
“Alasan saya bersedia balapan di Formula E adalah karena saya ingin belajar sesuatu dan sebab saya belum pernah bersaing dalam Formula E, meski saya sudah mengendarai berbagai mobil sepanjang karier saya.
“Saya sadar ini dunia yang sama sekali berbeda dan bukanlah kejuaraan terbaik untuk rookie karena tak banyak waktu adaptasi: Anda hanya memiliki setengah jam untuk berlatih di trek yang tidak familier. Dengan waktu yang sangat singkat, sulit menyatukan semuanya.”
Antonio Giovinazzi mengambil contoh di Berlin E-Prix. Dalam double-header ketiga Formula E 2021-2022 tersebut, sang pilot harus berlomba di dua trek dengan layout berbeda pada dua hari selama akhir pekan.
Antonio Giovinazzi, Dragon Penske Autosport
Foto oleh: Sam Bagnall / Motorsport Images
Saat ini, selain turun di Formula E, Giovinazzi juga berperan sebagai pembalap penguji dan cadangan untuk Ferrari. Karena itu, pria 28 tahun tersebut berpikir kembali ke F1 masih mungkin dilakukan di masa depan.
“Kita akan lihat nanti. Anda tidak boleh mengatakan tidak. Tentu saja, saya masih belum tahu apa yang akan saya lakukan tahun depan tetapi mudah-mudahan kita bisa segera mengetahuinya,” ucap Giovinazzi.
“Sekarang saya fokus mempersiapkan diri untuk balapan Formula E yang tersisa. Belum banyak yang bisa saya katakan. Ketika kejuaraan selesai saya akan memikirkan apa yang ingin saya lakukan pada 2023 dan mencoba membuat pilihan terbaik.
“Di Formula E, saya paling suka suasana kota sebelum balapan. Jika Anda tampil dalam kategori lain, Anda tidak punya kesempatan untuk balapan di New York, Roma atau London dan semua bagus dalam hal itu.
“Formula E juga jauh lebih tenang dan tidak terlalu menegangkan dibandingkan F1 dalam hal aktivitas di luar trek. Bulan depan akan jadi balapan terakhir Formula E dan di paruh kedua musim, saya akan fokus pada pekerjaan di simulator F1 lalu membuat rencana tahun depan.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments