Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Russell Tekan Tombol Netral di Kualifikasi GP Sakhir

George Russell hanya kalah 0,026 detik dari rekan setimnya di Mercedes, Valtteri Bottas dalam kualifikasi ketiga (Q3) GP Sakhir 2020 sehingga gagal merebut pole position pertama sepanjang kariernya di Kejuaraan Dunia Formula 1.

George Russell, Mercedes F1 W11

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Seperti diberitakan sebelumnya, George Russell menggantikan Lewis Hamilton yang absen di GP Sakhir 2020 karena terjangkit Covid-19.

Setelah tampil impresif di awal dua sesi latihan bebas (FP1 dan FP2) pada Jumat (4/12/2020), Russell difavoritkan mampu mencetak pole position perdananya di F1.

Turun dengan mobil baru, Mercedes W11, sepertinya tidak masalah bagi Russell. Namun, fakta menarik muncul lewat keterangan Russell seusai menjalani kualifikasi GP Sakhir pada Sabtu (5/12/2020) malam.

Di sesi Q3 yang berlangsung di Outer Track Sirkuit Internasional Bahrain (juga disebut Sirkuit Sakhir), Russell finis di P2 setelah hanya kalah 26 per 1.000 detik dari peraih pole yang tak lain rekan setimnya, Valtteri Bottas.

Russell ternyata beberapa kali melakukan kesalahan terkait sistem aktivasi pada kemudi Mercedes W11. Sejumlah kesalahan itu ia lakukan di FP1 dan kualifikasi.

Sebelum turun di Sakhir, Russell harus memakai sepatu dengan satu ukuran lebih kecil daripada yang biasa ia pakai agar muat dengan kokpit W11 milik Hamilton.

Saat Motorsport.com bertanya apakah ada yang belum dipelajari dari pengalamannya bersama Williams pada lomba pertama di Bahrain (GP Bahrain, akhir pekan lalu), Russell hanya menjawab akan lebih baik bila ia datang dengan pikiran tenang.

“Toh, saya tidak berlomba di sirkuit itu (layout standar Sirkuit Bahrain) lagi,” tutur pembalap asal Inggris, 22 tahun, itu.

Baca Juga:

Russell menjelaskan, akhir pekan lalu – bersama Tim Williams – ia sudah dipusingkan bagaimana mengatasi problem di area Tikungan 1 (T1), dengan melakukan sejumlah hal.

“Ternyata mobil ini (Mercedes W11) benar-benar berbeda (dengan Williams FW43). Demikian juga dengan prosedur pengoperasiannya,” kata Russell.

Jebolan program pembalap muda Mercedes itu pun mengaku harus mempelajari prosedur baru di Mercedes W11. Termasuk mempelajari tombol-tombol di setir W11.

“Saya sebenarnya kacau di FP1. Sering memencet tombol yang salah berulang kali. Bahkan, di kualifikasi saya sempat menekan tombol (untuk gigi) netral,” ujar Russell tanpa merinci di kualifikasi ke berapa ia melakukan kesalahan-kesalahan tersebut.

Menurut Russell, ia belum sepenuhnya mampu menghilangkan kebiasaan di kokpit Williams FW43. Bisa dimengerti karena Russell langsung memperkuat Williams saat debut di F1 pada 2019 setelah sebelumnya menjuarai Formula 2.  

“Anda pasti tidak akan menyangka bisa melakukan kesalahan seperti itu. Mercedes sudah berusaha melakukan banyak perubahan untuk mempermudah saya. Banyak yang masih harus saya pelajari dari mobil ini dan butuh waktu sedikit lebih lama,” ucapnya.

Dengan nada bercanda yang ditujukan untuk Prinsipal Tim Mercedes, Toto Wolff, George Russell pun menjamin dirinya akan mampu mengerti cara kerja Mercedes W11 bila turun beberapa kali lagi.  

“Mungkin butuh beberapa balapan lagi agar saya memahami benar W11 ini. Jadi, tolong Mr. Wolff, berikan saya kesempatan turun beberapa balapan lagi dan saya pasti akan siap,” ujar George Russell sambil tertawa.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bottas Mampu Lepas dari Tekanan
Artikel berikutnya Sekali Push Lap, Leclerc Start P4 GP Sakhir

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia