Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tim-tim Pemakai Mesin Mercedes Mulai Waswas

Beberapa tim pemakai mesin Mercedes menduga power unit dari pabrikan asal Jerman itu belum cukup kuat dibanding perkiraan mereka.

Mercedes W13 engine

Foto oleh: Giorgio Piola

Dari 10 tim yang turun di Kejuaraan Dunia Formula 1 2022, power unit (PU) Mercedes-AMG F1 M13 digunakan oleh empat tim. Pertama tentu saja tim pabrikan Mercedes-AMG Petronas Formula One.

Sedangkan tiga PU Mercedes-AMG F1 M13 lain dipakai “tim pelanggan” atau yang lebih dikenal dengan sebutan customer team. Mereka adalah Aston Martin Aramco Cognizant F1, McLaren F1, dan Williams Racing.

Kekhawatiran beberapa customer team Mercedes tersebut tentu saja mengacu hasil akhir pekan putaran pertama F1 2022, GP Bahrain, akhir pekan lalu. Mobil-mobil pemakai PU Mercedes kerap berada di posisi enam terbawah di sebagian besar sesi GP Bahrain.

Di satu sesi misalnya. Dua mobil McLaren MCL36, Williams FW44, dan Aston Martin AMR22 hanya berada di peringat enam terbawah.

Saat balapan, Mercedes F1 W13 milik tim pabrikan tertinggal lebih dari 30 detik di belakang Scuderia Ferrari F1-75 dan Red Bull Racing RB18. Hanya karena Safety Car yang masuk lintasan yang membuat Mercedes bisa kembali mendekati Ferrari dan Red Bull.

Sesuai regulasi, F1 mulai melakukan pembekuan mesin (engine freeze, mesin tidak boleh diubah maupun diperbarui) pada 2022. Sebelumnya, para pabrikan bekerja ekstra keras untuk beradaptasi dengan bahan bakar baru, E10.

Nico Hulkenberg, Aston Martin AMR22, Lando Norris, McLaren MCL36, Esteban Ocon, Alpine A522

Nico Hulkenberg, Aston Martin AMR22, Lando Norris, McLaren MCL36, Esteban Ocon, Alpine A522

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Para teknisi Mercedes pernah menyebut bila pemakaian bahan bakar E10 bisa memengaruhi performa mesin. Namun, hingga kini Mercedes belum mengeluarkan pernyataan terkait penyebab performa menurun PU Mercedes, seperti yang disebut customer team.

Saat ditanya apakah PU Ferrari sepertinya selangkah lebih maju dibanding Mercedes, Prinsipal Tim Aston Martin Mike Krack menyebut: “Inilah hasil observasi awal yang sudah kami lakukan.

“Tetapi  di sisi lain, di GP Bahrain tim pabrikan Mercedes mampu finis P3 (Lewis Hamilton) dan keempat (George Russell). Jadi, sebenarnya masalah (performa PU) itu bisa diatasi.”

Meskipun begitu, Krack mengakui bila timnya harus membuat mobil bisa lebih cepat dulu sebelum terlalu dalam memikirkan PU. “Saya kira lawan mungkin memang membuat langkah lebih besar. Itulah yang harus kami kejar,” tuturnya.

Pembalap cadangan Aston Martin yang menggantikan Sebastian Vettel yang absen karena Covid-19, Nico Hulkenberg, mengakui dirinya merasakan kekurangan dari PU Mercedes.

Keterangan Hulkenberg tidak bisa disepelekan karena pada 2020 lalu ia dua kali mampu mencetak poin saat menggantikan salah satu pembalap Racing Point (nama Tim Aston Martin sebelum 2021). Sebagai catatan, Racing Point saat itu juga memakai PU Mercedes.

“Sepertinya memang agak tertinggal. Bahkan saat mengaktifkan DRS, saya tidak mampu mengejar lawan. Kami sepertinya sedikit turun untuk hal kecepatan di trek lurus,” kata pembalap asal Jerman yang finis P17 pada balapan GP Bahrain, Minggu (20/3/2022) lalu.

Sementara itu, andalan McLaren Lando Norris lebih banyak mengkritisi seluruh performa MCL36. Tetapi, performa PU Mercedes juga disorotnya.

“Hasil finis P3 dan P4 para pembalap Mercedes tidak berpengaruh apa pun. Saya kira kami memang tertinggal dibanding pembalap (dengan PU) lain. Tetapi saya lihat ada pembalap lain yang juga bermasalah dengan daya tahan (reliability),” katanya.

Lando Norris, McLaren MCL36

Lando Norris, McLaren MCL36

Foto oleh: Erik Junius

Kekhawatiran sejumlah customer team Mercedes itu ditanggapi tenang oleh Russell. Pembalap yang baru musim ini menjadi andalan tim pabrikan Silver Arrows itu menyebut banyak faktor yang membuat mobil lambat, di luar masalah tenaga yang kurang.

“Saya lihat (penurunan performa) itu bukan murni hanya dari masalah PU. Banyak faktor yang berperan,” tutur pembalap muda Inggris itu.

“Saya pun merasa mobil agak tertahan. Banyak faktor yang memengaruhi, mungkin level drag (tahanan udara) dan bodi mobil yang naik turun saat kecepatan tinggi (porpoising) juga berkontribusi.

“Saya rasa, defisit waktu lap kami saat ini sekira 50 persen di lintasan lurus dan 50 persen di tikungan,” kata pembalap yang sejak berstatus rookie di F1 pada 2019, hingga tahun lalu membela Williams Racing tersebut.

Baca Juga:

Prinsipal Tim Mercedes Toto Wolff juga sependapat dengan Russell. Menurut Wolff, banyak faktor yang membuat orang langsung menyimpulkan bila berkurangnya performa diakibatkan faktor mesin.

“Saya kira, sebelum menilai mobil kekurangan tenaga, hal pertama yang harus diperiksa adalah level drag,” katanya.

“Ferrari memang membuat lompatan besar. Tetapi, perbedaannya dengan PU milik pabrikan lain tidaklah sebesar perkiraan orang.

“Tahun lalu, kami juga tidak kompetitif di Bahrain dan kini terulang. Jika dicermati, tahun 2021 lalu pun mereka (Ferrari) terlihat mampu mengungguli siapa pun.”

   

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Red Bull Tepis Isu Penyebab DNF Verstappen-Perez di Bahrain
Artikel berikutnya Alpine Klaim Telah Memulai F1 2022 dengan Cara Fantastis

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia