Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Kevin Magnussen bagai Bumi dan Langit Dibanding Dua Tahun Lalu

Engineer Haas Ayao Komatsu mengatakan Kevin Magnussen kembali ke grid Formula 1 dengan sikap dan mentalitas yang sangat berbeda dibandingkan musim 2020.

Kevin Magnussen, Haas F1 Team

Pembalap Denmark, Kevin Magnussen, menghabiskan empat musim di Haas bersama Romain Grosjean dari 2017-2020 sebelum mereka akhirnya dilepas.

Haas perlu menghemat dana dan menempatkan semua fokus untuk menghadapi musim 2022 dengan regulasi barunya alih-alih F1 2021. Jadi, mereka merekrut dua rookie dengan dukungan sponsor, Nikita Mazepin dan Mick Schumacher.

Magnussen, seperti Grosjean, mengira itu akan menjadi akhir dari kariernya di Formula 1. Keduanya pun pergi ke Amerika Serikat, untuk melanjutkan karier di IMSA dan IndyCar.

Namun, pada Februari lalu, semua berubah karena invasi Rusia ke Ukraina, yang memicu Haas memutus kontrak dengan Mazepin. Mereka kembali memanggil Magnussen untuk mengisi kekosongan.

Baca Juga:

Kendati hasil pilot 29 tahun itu dalam beberapa race terakhir tidak bagus jika dibandingkan Schumacher, ia telah membuat awalan yang baik musim ini, dan telah menyumbang 22 poin, unggul 10 angka atas pemuda asal Jerman tersebut.

Director of Trackside Engineering Haas Ayao Komatsu mengatakan telah melihat perubahan besar dalam pola pikir Kevin Magnussen sejak kinerja buruk tim di F1 dimulai musim 2019 dan berlanjut pada 2020.    

Kevin Magnussen, Haas F1 Team, Mick Schumacher, Haas F1 Team

Kevin Magnussen, Haas F1 Team, Mick Schumacher, Haas F1 Team

Foto oleh: Erik Junius

“Sikap dan kondisi mental Kevin berbeda dari dua tahun lalu, bagai bumi dan langit. Setelah mengambil cuti satu tahun, dia kembali lebih dewasa. Senang bekerja dengannya. Dia fokus untuk meningkatkan tim, bukan mengalahkan rekannya,” ujar Komatsu kepada Motorsport-Total.com.  

Dalam wawancara yang sama, Komatsu mengkritik perilaku Mick Schumacher di Grand Prix Austria 2022 ketika mengungkapkan kekecewaannya soal strategi tim selama sprint. Tetapi, menurutnya, ini masalah pengalaman antara keduanya.

“Kevin lima tahu lalu akan berada di posisi yang sama persis dengan Mick saat ini. Pembalap muda selalu ingin mengalahkan rekan setimnya terlebih dulu,” kata Komatsu mengungkapkan.

“Kevin ingin mengalahkan Mick, tentu saja, tetapi ini bukan fokus utamanya. Dia bergerak lebih dari itu. Mick lebih sedikit pengalaman. Dia belajar sepanjang waktu. Tidak lambat, tetapi terpenting dia belajar, termasuk dari rekan setimnya.”

Ayao Komatsu, Chief Engineer, Haas F1

Ayao Komatsu, Chief Engineer, Haas F1

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Akhir pekan ini (30/9 - 2/10/2022), F1 GP Singapura akan digelar di Marina Bay. Calon penonton bisa mendapatkan diskon khusus 10% bila membeli tiket melalui Motorsport Ticket dengan memasukkan kode SINGAPORE10

Motorsport Ticket merupakan bagian dari Motorsport Network yang melayani penjualan tiket untuk berbagai ajang balap kelas dunia. Beli tiket balap hanya di Motorsport Ticket.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Beban Oscar Piastri Hilang Usai Bicara dengan Ricciardo
Artikel berikutnya Sebastian Vettel Sudah seperti Mesin

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia