Adrian Newey: F1 Perlu Beberapa Solusi Terkait Bahan Bakar
Adrian Newey menilai F1 harus mencari beberapa solusi terkait bahan bakar untuk masa depan. Hal ini disampaikan desainer mobil andalan Red Bull Racing itu usai melihat bagaimana Extreme E beroperasi.
Chief Technical Officer Adrian Newey merupakan bagian dari tim manajemen Veloce Racing, yang finis di urutan ketujuh dalam kejuaraan perdana Extreme E yang berlangsung pada 2021 lalu.
Mobil yang dipakai dalam Extreme E adalah SUV elektrik, yang dijalankan dengan baterai berisi hidrogen dan mampu menghasilkan tenaga hingga 540 bhp ketika para pembalap memacunya di jalur off-road.
Setelah menyaksikan lomba di seri tersebut secara langsung, Newey berpikir gagasan untuk memperluas tenaga hidrogen akan bermanfaat, tetapi mata harus tetap terbuka saat bicara soal power masa depan.
“Akan sangat menarik jika Extreme E juga memungkinkan hidrogen sebagai bahan bakar, selain baterai. Tentu saja, kami harus memastikan bahwa satu teknologi tak lebih cepat dari yang lain. Jadi kami harus menyeimbangkannya,” ujar Newey kepada RacingNews365, seperti dikutip PlanetF1.
“Bagaimanapun, itu bakal menjadi cara yang bagus guna mempromosikan hidrogen sebagai (tenaga) alternatif untuk baterai,” ahli aerodinamika kebangsaan Inggris tersebut menambahkan.
Di sisi lain, power unit F1 akan dijalankan memakai bahan bakar ramah lingkungan, dengan campuran E10 yang kandungan 10% etanol, saat kejuaraan secara bertahap mulai beralih dari bahan bakar fosil.
Tetapi Adrian Newey merasa tidak ada solusi ‘peluru perak’ atau cara cepat ketika itu berkaitan dengan bagaimana mesin akan terbentuk pada tahun-tahun mendatang di ajang balap jet darat.
“Anda tidak seharusnya berkomitmen pada satu hal. (Energi) listrik jelas memiliki tempat di masa depan dalam aplikasi tertentu, namun begitu juga hidrogen, seperti halnya bahan bakar sintetis,” tuturnya.
“Ini yang penting, orang tidak melihat masalah iklim dan berpikir hanya ada satu solusi. Tak akan seperti itu,” imbuh salah satu sosok penting dalam kesuksesan Red Bull di Formula 1 tersebut.
Adrian Newey, Chief Technical Officer Red Bull Racing, mengawasi para mekanik menyiapkan mobil RB16B milik Max Verstappen di grid.
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Extreme E bergulir dengan tim yang terdiri dari masing-masing satu pembalap laki-laki dan perempuan, dengan lima putaran telah berhasil dilangsungkan sepanjang tahun inaugurasi kejuaraan.
Tim milik juara dunia F1 2016 Nico Rosberg, Rosberg X Racing, mengalahkan skuad bentukan eks rekan sekaligus rivalnya di Mercedes, Lewis Hamilton, X44, dalam persaingan juara pada 2021.
“Menarik untuk melihat di sini. Saya sudah terlibat dari jauh dan mengawasi apa yang terjadi. Senang akhirnya bisa menyaksikannya secara langsung untuk mengetahui bagaimana semuanya bekerja,” kata Newey.
“Mobil-mobilnya mengesankan, lebih besar dari yang Anda sadari saat Anda menontonnya di televisi. Ini terlihat bagus untuk musim pertama dan semua tim dan organisasi yang terlibat telah melakukan yang terbaik.”
Cristina Gutierrez, Sebastien Loeb, X44, Mikaela Ahlin-Kottulinsky, Kevin Hansen, JBXE Extreme-E Team, dan Jamie Chadwick, Lance Woolridge, Veloce Racing
Foto oleh: Charly Lopez / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.