Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Toto Wolff Inginkan Rotasi Staf untuk Ringankan Beban Kalender F1

Team Principal Mercedes, Toto Wolff, meyakini bahwa regulasi Formula 1 seharusnya mengharuskan tim untuk merotasi personel demi mengurangi tekanan dan biaya dari jumlah seri yang terus bertambah.

Toto Wolff, Team Principal and CEO, Mercedes AMG, in the garage with team mates

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Pekan depan, F1 akan merilis kalender 2022, yang menyuguhkan 23 perlombaan selama delapan bulan. Kejuaraan dunia balap jet darat bakal memasuki musim terpanjang.

Kendati banyak yang menyambut gembira, lantaran memungkinkan fans menonton lebih banyak balapan serta pasar baru bagi Formula 1. Tak sedikit pula yang menentang. Beberapa di antaranya khawatir soal pengeluaran biaya.

Empat kali juara dunia, Sebastian Vettel, memperingatkan bahwa F1 tidak boleh mengabaikan tanggung jawabnya kepada orang-orang yang bekerja di paddock. Kejuaraan juga diminta berhati-hati dalam menempatkan kepentingan.

Berbicara kepada Motorsport.com dalam sebuah wawancara untuk Hari Kesehatan Mental Dunia pada 10 Oktober, Wolff mengatakan biaya manusia dan dampak kesehatan mental dari 23 balapan adalah sesuatu harus diatasi.

“Menurut saya, sebanyak kami ingin balapan di seluruh dunia, dan kami ingin memberikan pertunjukan yang bagus pada tujuan yang sangat bagus, dan memastikan olahraga ini berkembang dalam hal penonton, jejak, dan pendapatan komersial, kami juga perlu melihat berapa banyak korban yang harus ditanggung orang-orang,” tutur Wolff.

“Dua puluh tiga balapan, dengan triple-header, adalah sesuatu yang memakan korban.

“Sekarang Anda dapat mengadopsi mentalitas gaya lama, dan berkata, ‘Berbahagialah bahwa Anda berada di Formula 1, dan jika Anda tidak dapat mengatasinya, maka lakukan sesuatu yang lain', yang benar-benar bertentangan dengan cara saya beroperasi.

“Kami perlu menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Kami tidak ingin mengurangi balapan, saya benar-benar bersama Stefano (Domenicali) di sana.”

Lewis Hamilton, Mercedes, celebrates pole on arrival in Parc Ferme

Lewis Hamilton, Mercedes, celebrates pole on arrival in Parc Ferme

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Wolff juga merasa perlu memastikan rotasi staf agar tidak setiap anggota tim menjalani setiap balapan. Dalam beberapa tahun terakhir, juga makin banyak tim telah melakukannya.

Pria asal Austria itu pun berharap keharusan untuk merotasi personel paddock bisa ditulis ke dalam regulasi guna memastikan hal tersebut terjadi.

“Dari 23 balapan, mampu mengeluarkan lima balapan membuat perbedaan besar bagi setiap individu yang ada di olahraga ini,” kata Wolff.

“Kita perlu membuat semacam lingkungan peraturan dan mengatakan berapa banyak balapan yang bisa diikuti seseorang, dan memiliki kuota rotasi.”

Baca Juga:

Toto Wolff juga percaya bahwa rotasi yang lebih besar akan membantu tim untuk memberikan lebih banyak kesempatan kepada talenta muda yang datang melalui barisan mereka.

“Kami semua memiliki orang-orang junior di organisasi yang kami besarkan, yang mungkin belum berada di garis depan, atau di kursi panas,” ucapnya.

“Jika itu sama untuk semua orang, itu juga akan membantu orang untuk terpapar lingkungan tekanan tinggi dari trek balap, di lapangan, daripada hanya bekerja di belakang.

“Jika Anda tahu bahwa setiap orang harus melakukannya, dan setiap orang harus mengembangkan orang-orang muda, saya kira itu inisiatif yang luar biasa.”

 

 

Wolff menyadari bahwa dirinya dan manajemen senior lainnya di F1 tidak berada dalam kelompok sasaran untuk rotasi potensial apa pun.

Tetapi dia merasa, mereka yang memiliki hak suara dalam membentuk regulasi memiliki tanggung jawab untuk membuat pekerjaan di F1 lebih berkelanjutan bagi karyawan mereka.

“Anda perlu melihat orang-orang yang bekerja keras di luar sana. Mereka adalah mekanik dan orang teknis dari FOM dan FIA. Mereka datang tiga hari lebih awal, perjalanan dan akomodasi tidak selalu menjadi standar manajemen,” ujar Wolff.

“Dan mereka punya pekerjaan dengan tekanan tinggi. Kesalahan bisa berarti DNF (did not finish/tidak finis), atau pit stop yang tidak berjalan dengan baik. Itu tergantung pada individunya.

“Kami perlu menyediakan lingkungan yang lebih berkelanjutan untuk semua orang ini. Kami duduk di meja dan kami dapat mempengaruhi itu. Kami harus melakukannya untuk keuntungan mereka.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pimpin Klasemen F1, Verstappen Tidak Jemawa
Artikel berikutnya FIA Segera Uji Penghapusan Best Lap di Zona Yellow Flag Ganda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia