Nakagami Akui Sulit Tiru Cara Kerja Marquez
Pembalap LCR Honda, Takaaki Nakagami, terus mempelajari cara kerja Marc Marquez di atas RC213V. Tetapi ia mengaku sulit untuk menirunya.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Nakagami menunjukkan peningkatan di atas RC213V sepanjang tahun lalu. Namun, ia masih terlihat kurang tenang saat berada dalam situasi sulit dan kerap melakukan kesalahan.
Peningkatan itu diakui usai ia menerapkan set-up, serta berusaha melakukan apa yang telah dilakukan Marquez untuk membuat RC213V dapat melaju cepat.
Musim lalu, Nakagami jadi satu-satunya pembalap Honda yang paling menonjol, meski Alex Marquez berhasil mendapatkan dua podium pada tahun pertamanya di MotoGP.
Nakagami juga sempat berpeluang naik podium di Austria. Sayang, itu urung terjadi lantaran balapan sempat terhenti akibat insiden yang melibatkan Johann Zarco dan Franco Morbidelli.
Peluang terbesar Nakagami datang di MotoGP Teruel, saat ia tampil kencang dan berhasil pole position. Tetapi, ia terjatuh tak lama setelah start.
“Orang-orang mungkin lupa saya juga memiliki peluang di Austria. Perbedaannya adalah di Aragon saya menjadi yang tercepat di setiap sesi, saya mendapatkan pole dan menjadi salah satu yang tercepat di balapan,” kata Nakagami seperti dilansir AS.
“Banyak orang yang memfavoritkan saya dan saat itu sulit mengendalikan situasi. Saya merasa sangat tertekan, tak bisa mengendalikan emosi. Saya merasa ini harus menjadi balapan saya dan memenanginya.
“Saat itu tekanan dan motivasi bercampur menjadi satu, pada akhirnya saya kehilangan kendali dan terjatuh.”
Meski gagal memaksimalkan peluang, Nakagami mengaku mendapat banyak dorongan dari para petinggi Honda. Tetapi ia sedih karena gagal memberikan hasil terbaik bagi para fans Jepang.
“Senang rasanya mendapat banyak dukungan setelah mengalami momen buruk. Mereka bangga karena sudah lama tak ada pembalap Jepang yang mendapat hasil bagus di kelas permier,” ujarnya.
“Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada saya dan lebih baik lagi, anak-anak muda Jepang menjadi penggemar MotoGP karena saya. Tapi saya ingin melakukan yang lebih baik daripada itu.”
Untuk bisa menjadi pemenang bersama Honda, sang pembalap memang harus bekerja lebih keras. Nakagami harus membuat RC213V bekerja sesuai dengan gaya balapnya.
Nakagami bahkan terus menganalisa data, serta mempelajari telemetri milik Marc Marquez. Ia mengatakan semua itu mudah untuk dipelajari, juga sulit untuk meniru The Baby Alien.
“Saya menemukan cara lebih baik untuk mengendalikan motor ketika melakukan pengereman keras dan mengubah arah dengan cepat,” kata Nakagami.
“Tentu saja, Marc masih menjadi yang terbaik, yang melakukan segalanya dengan kecepatan luar biasa dan presisi. Saya mengetahui sedikit rahasianya, meski dia menggunakan instingnya dalam mengendarai motor. Saya pikir dia menggunakan tubuhnya ketika berkendara.
“Tidak mudah untuk mengeksekusinya atau menjelaskannya, karena itu kombinasi antara mengendalikan bukaan gas dengan pergerakan tubuh Anda di atas motor. Misalnya di Aragon 2019, saya lebih cepat dibandingkan Marc dalam kualifikasi, tapi di balapan dia jauh lebih cepat.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments