Bottas Yakin Bisa Tampilkan Jati Diri Terbaik di Alfa Romeo

Pembalap Finlandia tersebut bisa dibilang menderita di Mercedes. Ia bergabung pada 2017, dengan harapan akan bisa jadi juara dunia.

Jauh panggang dari api. Bottas tak bisa mewujudkan impian pribadinya karena terus berada dalam bayang-bayang Lewis Hamilton.

Oleh karena itu, ia tidak pikir panjang menerima pinangan Alfa Romeo saat dilepas Mercedes, yang memilih mendudukkan George Russel.

Di tim yang sebelumnya bernama Sauber itu, ia bisa menjadi pemimpin sekaligus unjuk kemampuan meski kualitas mobilnya, C42, tak sebagus Mercedes W13.

Bottas sendiri mengakui masih banyak yang harus dikerjakan agar lebih baik di berbagai sisi.

“Sebagai pembalap, saya pikir Anda tidak bisa berhenti belajar selama Anda menginginkannya,” ujarnya.

“Jadi tentu saja, saya selalu melihat area di mana saya bisa lebih baik. Rasanya sekarang saya bisa menjadi versi terbaik dari diri sendiri, daripada mencoba menjadi sesuatu yang lain dan mencoba terlalu keras.”

Bottas akan memandu tandemnya, Guanyu Zhou, yang masih hijau di ajang tersebut. Penghuni peringkat ketiga F1 2021 itu tidak mau dianggap sebagai pemimpin.

“Kami di sini bersama-sama, itulah perasaannya. Tentu saja, saya dapat mengarahkan jalan mereka, jika saya merasa punya pengalaman dari masa lalu,” Bottas menambahkan.

“Pada akhirnya, kami berada di sini bersama Guanyu dan Robert (Kubica) dan seluruh tim. Untuk saat ini, atmosfernya sangat bagus dan saya lebih dari bahagia berada di sini. Saya ingin berterima kasih kepada tim untuk kesempatan ini.”

Pada tes pramusim Barcelona, pembalap yang sudah berlaga di F1 selama satu dekade tersebut memutari lintasan paling sedikit karena mobilnya bermasalah. Keandalan jadi problem utama yang mesti diatasi sebelum menyambut musim baru.

Pada uji coba pramusim kedua di Bahrain, 10-12 Maret, Bottas tentu ingin menggeber C42 lebih lama dari sebelumnya. Tim mestinya punya cukup waktu untuk melakukan perbaikan yang diperlukan.

Valtteri Bottas, Alfa Romeo

Foto oleh: Alfa Romeo