Mir merasa dekati level Rins
Walau belum menunjukkan potensi sebenarnya, rookie Joan Mir rupanya merasa telah mendekati level Alex Rins.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Melakoni debut MotoGP, Mir naik-turun bersama Suzuki. Berhasil finis kedelapan di Qatar, ia dipaksa tak finis saat balapan Argentina. Ketika menyambangi Amerika, sang pembalap muda malah jump start. Ride-through penalty itu pun memupuskan harapannya.
Mir kini menempati peringkat ke-15 klasemen sementara atau selisih 41 poin dari Rins yang bertengger pada peringkat kedua. Pun demikian, sang juara dunia Moto3 2017 merasa tidak jauh dalam hal level dengan rekan setimnya.
“Saya tidak jauh [dari Rins], jika Anda melihat pada latihan dan kualifikasi, kami benar-benar dekat di hampir setiap trek, hampir di mana-mana. Tetapi masalahnya adalah dia bisa menunjukkan potensinya, sedangkan saya jump start di Austin,” kata Mir.
“Kami lebih dekat dari apa yang Anda lihat karena pada akhirnya saya finis ke-17 dan dia memenangi balapan. Namun kenyataannya bukan ini.
“Kami cukup dekat, selama akhir pekan kami sangat dekat pada semua sesi dan ini adalah tujuan saya. Inilah yang harus saya lakukan untuk membantu Alex membawa motor ke [posisi] atas dan juga saling membantu untuk tumbuh.
“Kami melakukan ini dengan cukup baik, tetapi kami harus finis balapan.”
Kendati merasa telah mendekati level Rins, Mir masih enggan mengatakan apakah berarti dia sudah bisa bertarung demi podium kelas premier bersama rekan setim yang lebih berpengalaman.
“Ini sulit dikatakan. Itu adalah sesuatu yang saya tidak tahu, mungkin tim tahu namun saya tidak,” ucapnya.
“Apa yang bisa saya katakan adalah bahwa kami lebih dekat daripada apa yang Anda lihat. Ini merupakan hal paling penting.
“Saya tidak menyangkanya. Feeling saya benar-benar baik dengan motor. Saya banyak bekerja di bagian gas dan rem yang keras. Jalannya di sini.
“Saya terkejut tentang potensi kami, tetapi juga terkejut dengan nasib sial yang kami alami.”
Dua balapan, dua kali pula Mir gagal mendulang poin. Ia pun tak menampik kekecewaan atas hasil balapan di Argentina dan Amerika.
“Saya frustrasi karena saya tidak pernah mendapatkan penalti jump start. Tidak pernah. Dan saya tidak pernah bermasalah dengan bagian belakang [seperti di Argentina]. Saya tidak pernah harus tersingkir. Saya mengalami nasib yang sangat sial dalam dua balapan terakhir dan saya tidak bisa menunjukkan potensi,” paparnya.
“Ini [juga] sedikit membuat frustrasi karena saya baru menjalani tiga balapan dan saya harus mulai tampil hebat untuk menunjukkan mengapa saya ada di sini. Satu balapan [bagus] di Qatar itu tidak cukup.”
Laporan tambahan oleh German Garcia Casanova
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments