Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pedro Acosta Tak Percaya Psikolog Bisa Buatnya Lebih Baik

Pembalap Moto3 Red Bull KTM Ajo, Pedro Acosta, memilih menenangkan diri sendiri ketimbang mendatangi psikolog ketika berada di momen sulit.

Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Acosta, yang masih berusia 17 tahun, diyakini membutuhkan bimbingan seorang profesional demi menjaga emosinya tetap terkendali dalam tekanan tinggi pertarungan perebutan gelar juara dunia Moto3.

Tapi, pembalap muda asal Spanyol itu mengaku tak merasakan tekanan sepanjang musim ini, karena dirinya berstatus rookie. Terlebih tidak ada tuntutan yang diberikan oleh tim kepada dirinya.

Padahal, ketika tampil impresif pada balapan kedua di Qatar dengan meraih kemenangan usai start dari pit lane, banyak yang menaruh harapan besar di pundaknya untuk tampil baik di setiap balapan.

Namun, Pedro Acosta menegaskan tidak terpengaruh ucapan orang lain yang membuatnya bisa tetap fokus dan hanya melakukan apa yang mampu dilakukannya.

“Tak ada yang datang ke kejuaraan dunia dan berpikir mereka akan memenanginya. Saat tes di Qatar kami menunjukkan kekuatan, tapi itu tak membuat kami merasa akan jadi pemenang di akhir musim,” kata Acosta seperti dilansir Motosan.

“Di sini segalanya berjalan sangat cepat dan tekanan lebih besar. Mengenai media, pada akhirnya, ini adalah pertunjukan, sirkus, dan media memenangi siapa pun yang terbaik atau yang bekerja untuk mereka.

“Tapi, itu adalah bagian dari olahraga di mana Anda harus bertahan dengannya. Dari balapan, yang paling tidak saya sukai adalah omong kosong mencari ban yang tepat sepanjang waktu, terjebak di tengah trek.”

Baca Juga:

Pedro Acosta berpeluang untuk mencatatkan sejarah sebagai pembalap termuda yang menjadi juara dunia. Namun, ia tak pernah memikirkannya karena masih perlu mempelajari banyak hal dan hanya fokus pada balapan.

“Saya tidak pernah memiliki tekanan untuk menjadi juara dunia sepanjang tahun dan segalanya berjalan dengan baik. Jadi, biarkan roda kehidupan melakukan apa yang diinginkannya,” ujarnya.

“Jika saya menang pada balapan kedua di Misano, tidak masalah. Atau apakah itu di Amerika, Portimao, Valencia, saya tidak masalah.

“Tujuannya adalah menjadi juara dunia. Tak peduli kapan itu akan didapatkan, kita lihat saja.”

Di usianya yang masih sangat muda, Pedro Acosta merasa memiliki pemikiran yang lebih dewasa dan lebih matang dalam menentukan apa yang terbaik bagi dirinya.

Menurutnya, mengunjungi psikolog tidak akan membantu karena diri sendiri yang berperan besar dalam memperbaiki semua masalah.

“Dalam tanda kutip ‘ketenaran’, biarkan di sana… Psikolog ada di dalam tim. Saya tahu ada orang yang berpikir ‘wow, bocah 17 tahun ini butuh bantuan psikologis’, apakah kami seburuk itu?,” tuturnya.

“Tapi faktanya, saya tak memercayai psikolog. Saya tidak mempedulikan orang lain. Saya juga hanya memiliki beberapa teman dekat. Saya tidak membutuhkan seseorang untuk menasehati tidak boleh melakukan ini atau itu.

“Saya pikir kami berada di kejuaraan dunia, di mana orang-orang seharusnya tahu apa yang terbaik untuk diri mereka sendiri.”

Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alex Criville: Progres Pedro Acosta Tidak Normal
Artikel berikutnya Alberto Surra Resmi Jadi Anggota VR46 Riders Academy

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia