Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Batalnya GP Jepang Bikin Batas Pengeluaran Tim F1 Naik Rp17 Miliar

Pembatalan GP Jepang musim ini, membuat plafon pengeluaran tim Formula 1 dilonggarkan sedikit, yakni sebesar 1,2 juta dollar (sekitar Rp17,1 miliar).

Sergio Perez, Red Bull Racing RB16B , and Daniel Ricciardo, McLaren MCL35M, in the queue to leave the pit lane

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Pandemi Covid-19 membuat jadwal F1 sedikit meleset tahun ini karena lima tuan rumah, yakni Cina, Kanada, Singapura, Australia dan terakhir, Jepang, mundur. Manajemen Formula 1 berhasil menemukan pengganti agar lomba tetap sesuai target 22 atau 23.

Balapan kedua di Austria disisipkan pada Juli sebagai pengganti. Mereka sedang melobi pemerintah Qatar atau Bahrain supaya mau jadi penyelenggara putaran akhir, November nanti.

Sementara untuk GP Jepang, yang mestinya digelar Oktober nanti di Sirkuit Suzuka, tidak ada pengganti. Karena jumlah balapan tinggal 22, maka sesuai klausul budget cap, pengeluaran tim boleh sedikit lebih banyak dengan nilai yang ditentukan, untuk ajang selanjutnya. Tak masalah meski balapan dibatalkan.

Tim juga sudah menghemat dari biaya logistik, transportasi dan akomodasi karena batal ke Jepang. Dana bisa dialokasikan untuk pos lain sehingga batas 145 juta dollar terpenuhi.

Menurut Pasal 2.3 Regulasi Teknik F1, tercantum bahwa untuk setiap tambahan balapan maka biaya tambahan 1,2 juta dollar diperbolehkan.

Baca Juga:

Jadi 145 juta dollar adalah cost cap untuk 21 edisi. Seandainya ada 23 lomba, maka plafon dinaikkan menjadi 147,4 juta dollar. Berkat klausul, pengeluaran tambahan tidak akan dihapus ketika ada satu putaran tiba-tiba dihapus.

“Jika ada Kompetisi dalam sebuah Periode Laporan Tahunan Penuh dibatalkan kurang dari tiga bulan sebelum awal tanggal yang diajukan Kompetisi itu (atau, jika berlaku, ada tanggal penjadwalan ulang), maka Kompetisi itu akan dianggap telah digelar dalam Periode Laporan Tahunan Penuh,” demikian bunyi klausul.

Bagi tim medioker, tambahan 1,2 juta dollar itu sangat berarti. Sementara, skuad raksasa sekelas Red Bull, Ferrari dan Mercedes tidak merasakan dampak signifikan karena biaya operasional besar.

Die Roten Bullen terpaksa menggelontorkan 1,8 juta dollar untuk perbaikan mobil Max Verstappen usai insiden GP Inggris. Sedangkan, Ferrari mengeluarkan 3 juta dollar untuk reparasi mobil sepanjang separuh musim.

Prinsipal McLaren, Andreas Seidl, tak terkesan dengan langkah lawan meminta kompensasi lebih besar karena pembatalan GP Jepang.

“Kita jangan lupa, itu kenapa saya pikir beberapa komentar konyol, mekanisme dijalankan, terutama untuk tahun ini dengan budget cap sekarang. Dengan setiap lomba dibatalkan pada waktu tertentu, budget cap biasanya dicabut karena bisa menimbulkan biaya tambahan,” katanya.

“Nyatanya, itu (balapan dibatalkan) memicu biaya tambahan meski tak banyak. Jadi manfaat dari itu, dan kenaikan cost cap sudah sangat tinggi. Itu lebih besar dari kecelakaan telah dilalui sejauh ini.”

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B dimuat ke truk setelah kecelakaan

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B dimuat ke truk setelah kecelakaan

Foto oleh: Sutton Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Masa Depan Bottas dan Russell Harus Aman Sebelum Tandem Hamilton Dipilih
Artikel berikutnya Domenicali: Radar F1 Tidak Beri Peringatan Cuaca Buruk

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia