Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mazepin Kontrol Stres Pakai Alat Pendeteksi Kebohongan

Nikita Mazepin akan melakoni debut dalam Formula 1 (F1) tahun ini. Sebagai bagian dari latihannya, pembalap Rusia ini menggunakan detektor kebohongan (lie detector).

Nikita Mazepin, Hitech Grand Prix, 3rd position, on the podium

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Mazepin memakai alat pendeteksi kebohongan untuk membantunya mengendalikan stres. Pada F1 2021, ia akan memperkuat Tim Haas F1 bersama Mick Schumacher.

Musim lalu, Nikita Mazepin menempati urutan kelima klasemen akhir ajang Formula 2 (F2). Ia memenangi dua race dan empat kali finis sebagai runner-up.

Pencapaiannya bersama Tim Hitech Grand Prix itu jauh lebih baik dibandingkan pada 2019 di mana sang pembalap cuma dapat 11 poin dan berada di posisi 18.

Baca Juga:

Untuk progres signifikannya, Mazepin berterima kasih dengan upaya para pelatihnya yang sangat berandil membantu perkembangannya hingga menembus F1.

"Setelah benar-benar mengecewakan dalam (F2) musim 2019, saya memutuskan merombak 90 persen komposisi tim," ujar Mazepin kepada Match TV.

"Saya memiliki dua orang pelatih, satu fisioterapis yang ahli di bidangnya dan satu pelatih yang bertanggung jawab dalam latihan fisik saya."

"Saya berencana untuk naik ke F1 bersama mereka, orang-orang yang telah membantu saya berkembang. Saya ingin terus melanjutkan progres," ia menambahkan.

Nikita Mazepin juga bekerja dengan anggota tim Ferrari untuk berlatih menggunakan metode yang sama dengan yang digunakan dalam tes deteksi kebohongan.

Pembalap Rusia, Nikita Mazepin, saat tampil dalam balapan Sakhir dengan Tim Hitech Grand Prix pada F2 2020.

Pembalap Rusia, Nikita Mazepin, saat tampil dalam balapan Sakhir dengan Tim Hitech Grand Prix pada F2 2020.

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Pembalap 21 tahun tersebut ingin mengukur reaksinya terhadap situasi yang berbeda dan juga untuk mengontrol tekanan demi bisa menghindari stres.

"Saya dibantu seseorang dari Italia tiga tahun terakhir dan dia juga bekerja dengan Ferrari. Kami menggunakan sensor yang dipakai dalam tes kebohongan," ujar Mazepin.

"Cara kerjanya, Anda mengumpulkan banyak informasi dari tubuh serta pikiran lalu mencoba mengendalikannya (pada indikator tertentu) dengan mengatur napas."

"Sangat efektif untuk mengurangi stres ketika menghadapi tekanan berat dalam sebelum dan sesudah balapan. Metode ini sangat membantu," Mazepin menambahkan.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Vettel: Kepercayaan Jadi Faktor Terpenting
Artikel berikutnya Leclerc: Saya Senang Beri Kejutan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia