Andreas Seidl: McLaren Coba Tiru Mercedes dan Red Bull
Prinsipal McLaren, Andreas Seidl, mengatakan timnya belajar banyak dari Mercedes dan Red Bull Racing sebagai upaya memiliki performa lebih kuat di masa depan.
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Mercedes dan Red Bull terus melakukan peningkatan dalam hal kinerja, baik tim maupun pembalapnya untuk memperjuangkan gelar juara dunia setiap tahunnya.
Itu membuat mereka menjadi tolok ukur bagi tim-tim lainnya jika ingin menjadi yang terbaik di Formula 1.
Bahkan, saat ini persaingan antara kedua tim tersebut makin memanas akibat insiden yang terjadi pada lap pertama di Silverstone dan Hungaria.
Masing-masing bos tim memberikan pendapat tentang siapa yang bersalah atas insiden tersebut. Hal ini membuat F1 semakin menarik, pasalnya pertarungan ketat antara dua tim sudah lama tak terjadi di ajang balap jet darat.
Prinsipal Mercedes, Toto Wolff, mengatakan apa yang dilakukan Red Bull hal wajar karena dikeluarkan saat mereka sedang panas akibat dua mobilnya mengalami kerusakan.
“Saya mengerti emosi semacam itu bisa saja terjadi di olahraga ini. Tapi kami berpendapat bahwa setelah kecelakaan di Silverstone, dengan pernyataan tertentu, rasanya sudah berlebihan,” kata Wolff seperti dilansir Speedweek.
“Saya paham Formula 1 membutuhkan hiburan, dan itu termasuk kontroversi. Selama itu tetap berada dalam batasan olahraga, saya mengapresiasinya karena itu bagian dari hiburan.
“Tapi pada saat bersamaan, menurut saya ada hal yang melebihi batas yang seharusnya lebih menghargai. Pada akhirnya, olahraga kami harus menyatukan semua orang, bukan memecah belah mereka.”
Lando Norris, McLaren MCL35M, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, dan Valtteri Bottas, Mercedes W12, terlibat bentrokan selepas start
Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images
Kekesalan Red Bull ditenggarai oleh kerusakan besar yang dialami dua mobil mereka, hingga membuat mesin Max Verstappen dan Sergio Perez tak bisa digunakan lagi.
Prinsipal Red Bull, Christian Horner, mengatakan itu akan merugikan timnya dalam perebutan gelar juara dunia yang ketat saat ini.
“Persaingan perebutan titel saat ini sangat ketat. Terkadang emosi bisa meningkat. Kami kehilangan poin berharga, sasis, dan pembalap kami berada di rumah sakit. Seharusnya itu tidak terjadi, sayangnya seorang juara dunia salah dalam membuat penilaian,” ujar Horner.
Pembelaan Toto Wolff terharap Lewis Hamilton juga membuat Horner geram. Menurutnya, ia tak memahami apa yang dirasakan timnya karena harus mengeluarkan banyak uang untuk perbaikan mobil.
“Jika saya menjadi Toto, maka saya akan tutup mulut,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Andreas Seidl mencoba mempelajari apa yang terjadi dan berusaha mengambil manfaat dari persaingan dua tim besar tersebut.
“Saya terus mengikutinya. Saya selalu memperhatikan apa yang tim lain lakukan, bahan di luar trek, karena Anda akan mempelajari banyak hal dari mereka,” ucapnya.
“Suatu hari, Anda akan mendapati diri Anda berada di situasi yang serupa. Jadi, saya terus memperhatikan mereka.
“Tetapi saya tidak menghabiskan waktu hanya untuk melihat perselisihan mereka. Seperti yang saya katakan, selalu ada hal yang bisa dipelajari.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments