Zhou Guanyu Sakit Hati Mendapat Serangan di Media Sosial
Zhou Guanyu menuai cibiran bahkan komentar melecehkan di jagad maya ketika dipromosikan ke Formula 1. Pembalap Alfa Romeo mengaku sempat sakit hati.
Zhou Guanyu, Alfa Romeo F1 Team
Carl Bingham / Motorsport Images
Pilot tersebut mendapat kursi F1 2022 meski bukan berstatus juara dunia Formula 2. Ia hanya mengunci peringkat ketiga, sementara kampiun kompetisi feeder itu, Oscar Piastri, malah harus menepi karena tak ada yang mau merekrut.
Zhou dipasangkan dengan mantan pilot Mercedes, Valtteri Bottas. Rumor bahwa dia dapat kursi karena lebih siap dana besar dibanding Piastri terus berseliweran.
Hujatan dan komentar rasialisme diterima dari warganet. Pembalap F1 pertama dari Cina itu tentu sedih membaca komentar, tapi ia membuktikan diri dalam balapan pembuka di Grand Prix Bahrain.
“Saya bisa membuktikan poin saya dan mengubah pandangan orang-orang di sekitar, jadi saya sangat gembira dari sisi itu,” ujarnya kepada Motorsport.com.
“Itu sedikit menyakitkan. Ketika Anda menggapai mimpi, saya finis tiga teratas di F2 dan mengamankan poin superlicence. Ketika orang-orang tidak mengikuti perjalanan Anda dan bicara seperti itu, tentu melukai saya.”
Pemuda 23 tahun tersebut terkejut dengan respons warganet di media sosial. Itu tak seperti harapannya. Zhou pun berusaha menemukan cara untuk bangkit daripada larut dalam kekecewaan.
“Ya, belakangan ini, orang-orang banyak menggunakan internet dan media sosial. Ketika ini terjadi, saya terkejut dengan jumlah orang-orang melontarkan komentar rasis atau hal-hal serupa,” ia melanjutkan.
“Anda masih memiliki pendukung yang mendukung Anda, tapi banyak di antara mereka tak benar-benar mengikuti F2 atau seri yunior. Mereka hanya menonton F1, mereka melihat siapa Anda, datang dari Cina, (dan mengatakan), itu alasan satu-satunya Anda dapat kursi, untuk alasan apa pun.
“Sungguh menyakitkan karena saat Anda punya mimpi dan akhirnya menggapai itu, Anda mengharapkan orang-orang mengucapkan selamat, bukannya pesan-pesan seperti itu dan mencoba menjatuhkan.
“Namun, saya tidak mudah jatuh hanya melihat komentar-komentar atau orang-orang melempar hal buruk kepada saya. Yang terbaik saya lakukan adalah melakukan semua di trek. Saya kira kami membuktikan poin itu. Saya sangat gembira sekarang.”
Komentar kasar berangsur menurun setelah Zhou mampu mendulang poin demi poin. Bahkan, ada yang meminta maaf kepadanya.
Zhou Guanyu, Alfa Romeo C42
Photo by: Antonin Vincent / DPPI
Ia mempersembahkan lima poin di tahun perdana. Prestasinya lebih baik daripada Nicholas Latifi, Alex Albon dan Lance Stroll yang lebih berpengalaman.
“Media sosial bagus. Itu memberi setiap olahraga, setiap orang, kemungkinan untuk menunjukkan kepribadian kepada orang-orang yang tidak punya kesempatan mendekati mereka,” Zhou menerangkan.
“Namun, Anda mengalami penurunan ketika orang-orang melempar hal buruk terhadap Anda tanpa alasan. Namun, saya kira secara keseluruhan, saya cukup baik menangani semua itu.
“Ini berbeda dengan apa yang saya bayangkan ketika saya tanda tangan kontrak. Ketika Anda di F2, setiap orang berharap Anda mengambil kursi F1. Pada 2021, setiap orang ingin saya mengambil kursi Alpine.
“Sangat aneh bagaimana setengah tahun mengubah itu, hanya karena Anda dapat tempat. Hanya normal untuk semua orang.”
Zhou berharap bisa dipertahankan Alfa Romeo pada 2023. Ia akan berbicara kepada Alfa Romeo setelah Spa-Francorchamps.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments