Pengalaman pembalap multidisiplin: Lynn dan Rosenqvist
Mungkinkah pembalap yang berlaga di berbagai kejuaraan dalam satu musim bisa tampil apik? Simak komentar dari Alex Lynn dan Felix Rosenqvist berikut!
Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images
Bagi pembalap kompetitor kejuaraan dunia seperti Formula 1 dan MotoGP, rasanya cukup mustahil untuk serius di ajang lainnya. Untuk saat ini, Fernando Alonso bisa menjadi contoh dengan mengikuti F1 dan World Endurance Championship di saat bersamaan.
Bila melihat ajang lain seperti sportscar dan balap turing, bukan menjadi rahasia bila kebanyakan dari mereka suka mengambil beberapa pekerjaan di waktu bersamaan, alias ikut berbagai balapan dalam satu musim.
Jurnal FIA, AUTO, mewawancarai mereka beberapa waktu lalu. Berikut ini petikannya.
Lynn: Seperti badminton dan tenis
Selain membela DS Virgin Racing di Formula E, Lynn juga membuktikan ketahanannya di WEC dengan pengalaman di dua kelas berbeda, LMP2 (Manor) dan GTE Pro. (Aston Martin).
Dengan mantap, ia yakin bisa berprestasi balapan di berbagai ajang, meski terdapat sejumlah perbedaan pada Formula E dan balap GT yang tengah ia lakoni.
Menurut rekan setim Sam Bird di DS Virgin Racing tersebut, Formula E dan balap GT seperti badminton dan tenis. Kelihatannya serupa, namun ada sejumlah perbedaan, seperti tenaga penggerak dan durasi balapan.
“Tentu saja bisa! [Peluang pembalap multidisplin berprestasi]. Formula E dan GTE Pro sangat berbeda, yang satu balap mobil elektrik berdurasi singkat, satunya lagi memakai mobil bensin. Rasanya seperti badminton dan tenis. Mirip-mirip tapi masih ada beberapa perbedaan.”
Lynn berujar bahwa latihan di balap single-seater listrik tidak seintens di balap ketahanan.
“Di Formula E, Anda cukup menjaga berat badan, sedangkan di balapan seperti Le Mans 24 Jam dan Nurburgring 24 Jam, fisik prima jauh lebih penting,” ungkap pembalap Inggris tersebut.
“Di Le Mans, saya menargetkan bisa mengemudi tiga jam dalam satu periode, sedangkan kalau di Formula E satu balapan hanya berdurasi satu jam.
“Intinya sama. Bila terus fokus saat balapan, Anda akan terbiasa,” tuturnya.
Bersama Bird, ia membawa DS Virgin Racing ke posisi ketiga klasemen akhir Formula E 2017/18.
Rosenqvist: Berganti-ganti mobil menguntungkan pembalap
Hal senada diungkapkan Rosenqvist, pembalap Mahindra di Formula E, serta Team LeMans Wako’s di Super GT. Meski demikian, ia tidak memungkiri adanya kesulitan menjalani balapan ekstra, seperti persiapan dari satu balapan ke balapan lainnya serta kurangnya tidur.
“Saat Anda berkomitmen menjalani berbagai balapan, akan banyak jadwal tambahan yang mengikuti, seperti workshop tim, seat fitting, tes simulator dan di trek,” ungkapnya. “Secara logistik cukup ngeri memang.
“Soal jet lag, tidak ada obat untuk itu. Saya harus terbiasa akan hal itu meski pernah berkali-kali mengalami kesulitan tidur di malam hari jelang balapan akhir pekan.”
Meski demikian, rekan satu mobil Kazuya Oshima di mobil Lexus LC500 #6 Super GT tersebut merasakan keuntungan dengan mencoba beberapa mobil di waktu bersamaan.
“Berganti-ganti mobil sebenarnya menguntungkan pembalap,” akunya. “Mengemudikan dua hingga tiga mobil dalam satu musim seperti menemukan cara baru naik sepeda.
“Orang-orang bisanya cuma naik sepeda maju. Tapi dengan cara seperti ini, Anda bisa tahu cara mengendarai sepeda secara mundur.”
Rosenqvist sempat memenangi dua balapan awal Formula E musim 2017/18 meski harus berakhir di posisi keenam klasemen pembalap.
Nantikan pengalaman balapan multidisiplin Lance Stroll dan Alinka Hardianti, minggu depan hanya di Motorsport.com Indonesia!
(Diintisarikan dari jurnal FIA, AUTO, edisi ke-22)
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments