Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Watson Penerus Generasi Kroser Inggris dalam MXGP

Semakin lama generasi kroser Inggris di kejuaraan dunia motocross kian hilang. Tumpuan mereka meraih gelar juara di MXGP saat ini tinggal Ben Watson.

Ben Watson, Monster Energy Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Yamaha

Era keemasan pembalap Negeri Ratu Elizabeth terjadi pada tahun ’80-an hingga ’90-an. Kala itu, nama besar seperti Jeff Smith hingga James Dobb menghiasi papan penghargaan.

Smith merupakan kampiun 500cc dua kali (1964-1965) dan rutin mengisi tiga selama delapan tahun antara 1960 hingga 1967, kelas yang sama pernah dikuasai Graham Noyce (1979) dan Dave Thorpe tiga kali (1985, 1986 dan 1989).

Sementara, Neil Hudson merebut mahkota juara kelas 250cc pada 1981. James Dobb menghuni peringkat pertama kategori 125cc pada 2001 dan itu adalah penghargaan elite terakhir yang dipersembahkan untuk Inggris.

Kendati sudah tidak ada yang mampu menyamai ketangguhan pendahulunya, sebenarnya dalam satu dasawarsa terakhir, timbul kroser yang punya potensi besar. Tommy Searle empat kali jadi penantang gelar juara dunia dalam MX2.

Tapi, ia selalu tersandung sehingga harus puas ada jadi runner-up 2007, 2008, 2011 dan 2012 setelah memborong 14 kemenangan. Peruntungan Searle berubah saat promosi ke MXGP karena tak mampu bersaing di kelas atas.

Max Anstie memenangi enam grand prix di MX2 dan tiga lomba MXGP. Pencapaian terbaiknya peringkat ketiga klasemen MX2 2015.

Sukses ditorehkan Shaun Simpson dalam MXGP empat kali dan ia berdiri di podium teratas pada  Indonesia pada 2017. Itu satu-satunya kemenangan yang didapatkannya karena selalu gagal di MX2.

Ben Watson menjadi simbol motocross Inggris tiga musim terakhir. Pemuda kelahiran Nottingham kelahiran 23 tahun lalu direkrut Monster Energy Yamaha Factory MX2.

Ia menguasai tiga lomba MX2, kemenangan diperoleh pada GP Belgia dan GP Trentino. Ia pun promosi ke kelas MXGP musim ini, tapi belum tentu bisa langsung merebut gelar juara. Pasalnya, itu adalah dunia baru baginya sehingga butuh waktu adaptasi.

“Saya berjanji tidak ada dalam hidup yang memberi saya level sama dari sisi emosi dan lebih tinggi daripada yang saya alami selama hari-hari balapan,” ujarnya.

Pandemi Covid-19 menumbuhkan kesadarannya agar terus memperbaiki skill dan menguatkan mental. Bekal ini diperlukan ketika melangkah ke kelas 450cc yang terkenal sangat kompetitif.

Ia tak punya target muluk pada musim debutnya. Yang jelas, Watson ingin menyerap banyak hal dari kategori itu termasuk berguru dari rekan setimnya, Jeremy Seewer dan Glenn Coldenhoff.

“Tahun perdana di kelas 450cc dapat menghadirkan kejutan besar jadi saya tidak mau membuat strategi solid karena saya dapat melintas di jalur salah. Saya ingin berangkat ke musim baru dengan pikiran terbuka dan ambil setiap kesempatan selama musim dingin agar lebih baik,” ia mengungkapkan.

Baca Juga:

“Jeremy dan Glenn sepertinya terbuka untuk berkendara dan latihan bersama, saling membantu untuk meningkat. Mereka sukses di MX2 dan melanjutkannya keberhasilan di MXGP, saya pikir keduanya dapat membantu saya dengan transisi ke 450 dan memberi saran apa yang harus dilakukan dan dihindari saat masuk tantangan baru ini.”

Ada lagi satu pembalap potensial Britania Raya, Conrad Mewse, yang tampil apik di MX2. Musim lalu, setelah finis di urutan kedelapan, kontraknya dengan Hitachi KTM diperpanjang dua tahun.

Berada di lima besar dalam berbagai kesempatan membuatnya asa tim terus tumbuh. Pemilik Hitachi KTM, Roger Magee, bahkan membuka kemungkinan akan mempromosikannya ke MXGP pada 2023.

“Kami sebagai tim telah bekerja dengan Conrad selama beberapa tahun terakhir, di mana tahun lalu (2019) terpangkas karena cedera. Saya sangat puas Conrad menunjukkan potensi sebenarnya dan berharap tren berlanjut hingga 2021. Tim mengapresiasi kemauannya bertahan selama dua tahun kontrak, artinya dia akan mengakhiri karier di MX2 dengan kami. Semoga menuju MXGP pada 2023,” Magee mengungkapkan.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Herlings Buka Musim Baru dengan Kemenangan
Artikel berikutnya Alami Komplikasi Cedera, Evans Lewatkan MXGP Rusia

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia