Arm Pump, Cedera yang Terus Menghantui Pembalap MotoGP
Fabio Quartararo dan Aleix Espargaro tidak mampu berlomba maksimal di MotoGP Spanyol akibat mengalami cedera arm pump pada Minggu (2/5/2021) lalu.
Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) hanya merebut tiga poin pada seri keempat Kejuaraan Dunia MotoGP 2021 tersebut setelah finis di P13.
Quartararo yang start terdepan (pole position) mampu berada di lima besar sampai lap 18 dari 25 lap lomba (110,575 km). Ia bahkan sempat memimpin cukup lama, antara lap 4 sampai 15 pada lomba yang berlangsung di Sirkuit Jerez-Angel Nieto tersebut.
Setelah terlempar dari lima besar (ketujuh) mulai lap 19, posisi pembalap asal Prancis itu pun langsung menurun drastis hingga hanya mampu finis di P13.
Hanya menambah tiga poin membuat Quartararo kehilangan posisi puncak klasemen MotoGP yang direbut Francesco Bagnaia setelah pembalap Tim Ducati Lenovo itu finis di P2, di belakang rekan setimnya, Jack Miller.
Sementara, hasil lomba Aleix Espargaro jauh lebih baik di Jerez. Start dari grid kedelapan, pembalap Tim Aprilia Racing Team Gresini itu mampu menuai 10 poin dengan finis di P6.
Belakangan, seperti Quartararo, Esparpagaro mengaku mengalami cedera lengan bagian bawah yang biasa disebut arm pump.
Musim ini, selain Quartararo dan Aleix Espargaro, Miller dan Iker Lecuona (Tech3 KTM Factory Racing) juga sempat mengalami cedera arm pump. Keduanya lalu menjalani operasi di Barcelona, Spanyol, pada 6 April atau setelah berlangsungnya GP Doha, Qatar.
Dalam istilah medis, cedera arm pump dikenal dengan sebutan Chronic Exertional Compartment Syndrome (CECS) atau dalam kasus yang lebih serius disebut Acute Compartment Syndrome (ACS).
Arm pump diakibatkan penggunaan tangan untuk pekerjaan khusus yang berlebihan, biasanya dialami pembalap MotoGP dan motocross di lengan bawah (forearms). Di atletik, cedera serupa juga kerap dialami para pelari pada kaki bagian bawah.
Arm pump biasanya ditandai dengan timbulnya nyeri hebat dalam beberapa menit setelah berkendara dan menghilang sekitar 20 menit setelah menghentikan aktivitas, tanpa efek jangka panjang pada anggota tubuh (lengan).
Lalu, bagaimana arm pump bisa terjadi? Lengan manusia memiliki membran non-elastis yang membungkus otot yang disebut fascia. Saat fascia dipaksa bekerja keras, aliran darah pun meningkat karena volume fascia bisa mengembang hingga 20% dan tidak elastis.
Otot yang mengencang menyempitkan aliran darah. Penyempitan inilah yang menyebabkan rasa sakit hebat sehingga anggota tubuh yang bekerja menjadi kurang baik. Pada tahap tertentu juga bisa membuat mati rasa atau kelelahan.
Kondisi seperti ini jelas tidak pernah diharapkan pembalap yang selalu menggeber motor dalam kecepatan tinggi. Kabar baiknya, kendati sangat mengganggu, arm pump tidak menyebabkan kerusakan permanen pada anggota tubuh.
Lantas, bagaimana penanganan cedera arm pump ini? Sejauh ini opsi paling realistis adalah operasi yang dinamai fasciotomy. Dalam operasi tersebut, sebuah celah dibuat di membran fascia untuk mengurangi tekanan.
Untuk orang biasa, proses pemulihan operasi fasciotomy ini bisa memakan waktu enam pekan. Tetapi untuk pembalap MotoGP, hanya beberapa pekan mereka sudah mampu kembali ke lintasan.
Cepatnya pemulihan untuk pembalap MotoGP karena metode operasi fasciotomy yang digunakan adalah keyhole surgery sehingga mampu mengurangi waktu penyembuhan.
Jika menghilangkan tekanan dengan membuat celah di fasia tidak berhasil, operasi lain yang bisa dilakukan adalah pengangkatan seluruh lapisan. Prosedur berkelanjutan inilah yang membuat pembalap seperti Cal Crutchlow sulit pulih hingga akhirnya pensiun.
Tentu saja, seperti semua hal, tidak ada jaminan bahwa fasciotomy ini berhasil. Dalam beberapa kasus, celah yang dibuat benar-benar sembuh bersama dengan jaringan lainnya.
Tetapi, tidak jarang celah buatan itu bisa kembali rusak akibat penggunaan lengan yang berlebihan. Fabio Quartararo kemungkinan mengalami hal ini pada lomba GP Spanyol lalu. Pasalnya, ia sudah menjalani operasi arm pump pada 2019 lalu.
Pada 4 Juni 2019 lalu, Quartararo menjalani operasi arm pump hanya selama satu jam di Barcelona. Ia lalu sudah bisa kembali ke trek pada 16 Juni di Catalunya, hanya dua pekan setelah operasi.
Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Namun begitu, perawatan seperti menghilangkan rasa sakit, mengubah jadwal latihan, dan mengistirahatkan anggota tubuh bukanlah perawatan jangka panjang dan tidak baik untuk pembalap MotoGP.
Sejumlah pembalap kemungkinan besar melakukan hal-hal di atas setelah operasi arm pump karena jika kehilangan sedikit saja dalam kemampuan untuk menggunakan rem dan throttle (tuas gas) bisa menjadi bencana besar.
Sejumlah faktor yang membuat arm pump kambuh adalah latihan yang terlalu keras, biasanya mereka yang menggunakan motocross untuk berlatih fisik.
Mengendalikan motor bertenaga hingga 300 daya kuda – utamanya motor-motor yang sulit dikendarai seperti Honda RC213V dan Ducati Desmosedici GP – juga butuh tenaga ekstra besar dari pembalap.
Operasi fasciotomy pun tidak murah. Rumah sakit terkemuka di Spanyol yang biasa menjadi rujukan pembalap MotoGP untuk operasi ini, RS Universitari Quiron Dexeus, mematok angka 8.000 euro (sekira Rp139 juta) untuk satu lengan.
Selain Crutchlow (kini penguji Yamaha) yang menjalani operasi arm pump pada kedua lengannya, sejumlah mantan bintang MotoGP juga pernah mengalami masalah serius seperti ini di antaranya Dani Pedrosa, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, Hector Barbara, dan Scott Redding.
Stefan Bradl (penguji Honda) dan Pol Espargaro (Repsol Honda) juga pernah senasib dengan Fabio Quartararo dan Aleix Espargaro.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.