Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bos LCR Minta Honda Bangun Empat Motor Berbeda

Team Manager LCR, Lucio Cecchinello, mengatakan Honda harus membangun motor sesuai dengan karakter masing-masing pembalap.

Lucio Lucio Cecchinello, Team LCR Honda Team Principal, Alberto Puig, Repsol Honda Team Team Principal

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Cecchinello ingin pembalapnya, Takaaki Nakagami dan Alex Marquez, bisa memiliki performa terbaik dan memperjuangkan podium.

LCR terakhir meraih podium pada 2019 lalu lewat Cal Crutchlow dengan finis P2 di MotoGP Australia. Bahkan, pada musim tersebut Crutchlow mampu tiga kali naik podium (lainnya P3 di Qatar dan Jerman).

Tapi, sejak saat itu LCR sangat kesulitan untuk memperjuangkan posisi tiga besar. Bahkan, untuk sekadar lima besar pun mereka hampir mustahil.

Lucio Cecchinello selaku Team Manager dan pemilik LCR merasa Honda harus mendengarkan masukan dari semua pihak jika ingin mencapai kesuksesan di MotoGP.

Terutama memberikan timnya kemudahan dalam mencapai tujuan, dan tak bekerja dua kali lebih keras dibandingkan dengan tim-tim lainnya jika ingin meraih kesuksesan.

“Saya hanya bisa mengatakan para teknisi Honda tidak pernah berhenti mendengarkan informasi dari kami,” kata Cecchinello kepada Speedweek.

“Mereka juga mendengarkan Cal dengan sangat baik dan berusaha membuat motor yang lebih baik.

“Tapi, faktanya jika Anda menang dan terus menang, seperti yang terjadi dengan Marc (Marquez) dalam tujuh tahun dari 2012 hingga 2019, tidak ada gunanya mengubah arah secara drastis.

“Pendekatan seperti itu tidak bagus untuk investasi. Tetapi, Honda mengetahui bahwa motor kami tidak mudah untuk dikendarai.

“Cara Honda mengembangkan motor selama bertahun-tahun dengan Casey Stoner dan kemudian dengan Marc memiliki potensi besar jika Anda memiliki gaya balap tertentu.

“Sementara itu, spesifikasi sasis baru dan komponen lainnya sedang diproduksi di Honda, dan perubahan juga dilakukan pada paket aerodinamika.”

Baca Juga:

Sejak Honda menerapkan setelan dasar RC213V milik Marc Marquez tidak cocok untuk pembalap lainnya. Saat ini, Honda Racing Corporation (HRC) berencana untuk mengubah strategi.

“Para teknisi Honda sekarang mengizinkan setiap pembalap MotoGP kami untuk menyesuaikan motor mereka demi memenuhi kebutuhan mereka,” ujar Cecchinello.

“Penyesuaian ini sangat penting. Itu sebabnya Anda terkadang melihat perbedaan aerodinamika pada empat pembalap dalam satu balapan.

“Beberapa pembalap terkadang menggunakan spoiler ban belakang, yang disebut ‘sendok’, sementara yang lain tidak.

“Ada juga preferensi yang berbeda untuk sasis. Rangka tahun sebelumnya juga masih kerap digunakan. Honda memungkinkan para pembalapnya untuk menyesuaikan motor masing-masing.”

Tapi tidak ada perubahan besar sepanjang tahun ini, selain sasis baru yang digunakan oleh Marc Marquez pada dua balapan di Austria.

Namun, bintang Honda itu hanya mampu mengumpulkan 18 poin dalam empat balapan terakhir. Jumlah itu dua lebih sedikit daripada Iker Lecuona (Tech3 KTM Factory Racing), dan empat angka lebih banyak ketimbang Luca Marini (Sky VR46 Avintia).

Sejauh ini, belum ada indikasi perah enam gelar MotoGP (2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019) tersebut akan kembali menjadi juara dunia pada 2022.

Alex Marquez, Team LCR Honda

Alex Marquez, Team LCR Honda

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Red Bull KTM Ajo Tak Pernah Kehabisan Talenta Muda
Artikel berikutnya Ambidextrous, Rahasia Valentino Rossi Sukses sebagai Pembalap MotoGP

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia