Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Dall'Igna Sesalkan Jorge Lorenzo Gagal Tuntaskan Misi

General Manager Ducati, Luigi Dall’Igna tak menutupi sempat menyesal merekrut Jorge Lorenzo yang ternyata gagal mempersembahkan titel juara.

Gigi Dall'Igna, Ducati Team General Manager

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Era kepemimpinan insinyur andal Italia di Ducati berlangsung selama delapan tahun. Periode itu terbagi dalam tiga fase, yakni menggarap gagasan secara presisi, merealisasikan ide termasuk membuat motor andal, serta mengejar titel.

Sudah lebih dari 13 tahun, mereka menunggu kembalinya gelar juara dunia. Casey Stoner yang pertama dan terakhir memberi hadiah bergengsi bagi tim.

Hal itu yang mendasari pabrikan Borgo Panigale mencari pembalap andal dengan latar belakang juara. Valentino Rossi, Nicky Hayden dan Jorge Lorenzo. Di samping itu, mereka juga mendatangkan rider Italia, Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso. Tapi, misi tetap gagal.

Musim ini, mereka mencatatkan rapor mengesankan. Pembalap Pramac Racing, Johann Zarco, membuka kans untuk juara meski ada selisih 40 dengan Fabio Quartararo. Dua rider pabrikan Francesco Bagnaia dan Jack Miller menghuni lima besar.

Sedangkan, Jorge Martin baru saja menaklukkan kemenangan bersejarah dalam kariernya yang baru seumur jagung di MotoGP.

Jorge Lorenzo, Ducati Team

Jorge Lorenzo, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Saat ditanya apakah fase perburuan gelar dimulai dengan duo Andrea, Dall’Igna menepis. Justru misi tersebut baru diawali dengan Lorenzo.

“Dengan dua Andrea, kami belum pada fase yang dibandingkan dengan sekarang. Pencarian gelar dimulai dengan hadirnya Lorenzo,” ujarnya, dikutip dari motosprint.corrieredellosport.

Namun, jauh panggang dari api. Juara MotoGP tiga kali tersebut gagal menjinakkan Desmosedici sehingga berakhir pada peringkat ketujuh dan sembilan pada musim 2017 dan 2018. Padahal, tujuan Ducati merekrutnya untuk menghentikan Marc Marquez.

“Kami harus mengingat bahwa memilih Jorge karena saat itu, dia adalah pembalap yang dapat bertarung dengan Marquez, mengetahui bahwa Marc di luar jangkauan kami. Saya kecewa tidak mendapatkan target itu dengannya, hasil yang seharusnya dimungkinkan,” Dall’Igna mengungkapkan.

“Sekarang, kami berada dalam fase mencari pembalap yang bisa memenangi titel. Selalu ada satu kandidat untuk gelar atau lebih dari satu…Bagi saya, lebih baik situasi kedua seperti kami punya lebih banyak anak panah pada busur.

“Setiap tahun, kami tidak mencari pembalap yang bisa bertarung untuk kejuaraan dunia, di mana saat ini, kami punya berbagai elemen sangat kuat yang mampu mengejar titel. Saya merujuk pada Miller, Bagnaia, Zarco, tapi juga tiga rookie kami punya potensi besar.

“Kami ingin memberikan kesempatan yang sama untuk para pembalap untuk menghasilkan dua situasi, motor secara otomatis membaik karena pengembangan yang mengikuti petunjuk elemen yang paling efektif dan motor lebih seimbang memungkinkan banyak pembalap bertarung di puncak.”

Baca Juga:

Dall’Igna tidak memberi tekanan terhadap para debutan. Menurutnya, waktu ideal mengembangkan pembalap promosi adalah tiga musim.

“Tiga musim menggambarkan waktu yang masuk akal. Tahun pertama, selalu rumit dan setiap pembalap berbeda. Ada yang secara insting, menjelaskan potensi dengan cepat,” katanya.

“Yang lain, bukan berarti mereka kurang kuat. Mereka butuh waktu untu mencerna lompatan di MotoGP, seperti contohnya, Pecco. Memang benar seorang rookie diberi kesempatan untuk berkembang, memiliki waktu untuk mengekspresikan kemampuannya. Cepat atau lambat, skill ini harus muncul, jika tidak, itu akan jadi masalah.

“Pembalap yang tidak pernah menang bisa cemerlang di MotoGP? Menurut saya, itu sangat rumit. Sulit tampil kuat di MotoGP tanpa pernah menang atau setidaknya Anda menunjukkan talenta di kelas lainnya.”

Dalam situasi sekarang, Dall’Igna memang tak keberatan dengan posisi kedua. Namun, ia meminta para pembalap berusaha semaksimal mungkin menggeber motornya untuk menang.

“Terkadang, posisi kedua adalah hasil terbaik yang mungkin dicapai. Anda harus senang dengan itu. Tapi ketika Anda bisa menang, walau dalam kondisi sulit, tiba di peringkat kedua tidak akan memuaskan,” ucapnya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Cal Crutchlow Puji Kecepatan Maverick Vinales
Artikel berikutnya Marc Marquez Ingin Lihat Valentino Rossi Jadi Bos Tim

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia