Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Dua Wanita yang Tak Sanggup Tonton Balapan Bagnaia

Ketegangan merambat ke seluruh garasi Ducati sepanjang gelaran MotoGP Malaysia akhir pekan lalu. Para petinggi dan orang terdekat Francesco Bagnaia tampak harap-harap cemas.

Francesco Bagnaia, Ducati Team and girlfriend

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Dengan keunggulan 14 poin dari Fabio Quartararo, Sepang seharusnya bisa jadi penentuan titel juara untuk rider Ducati tersebut. Tensi terus meningkat mendekati balapan.

Kontras dengan sang bintang yang terlihat santai, ada dua wanita yang gelisah di sisi lain. Mereka adalah kekasih Pecco, Domizia Castagnini, dan sang kakak Carola Bagnaia.

Wanita yang bekerja sebagai fashion buyer tidak bisa duduk tenang di kursinya setiap Bagnaia naik ke jok motor. Wajahnya penuh kekhawatiran dan sesekali menunduk seolah sedang berdoa.

Domizia mengaku hampir tidak menonton balapan saking tegangnya. Mereka memantau perjalanan anak didik Valentino Rossi lewat monitor penanda waktu.

“Kami tidak menonton balapan. Carola dan saya seperti kombo. Kursi kami bersebelahan, dia menempatkan waktu di depannya dan kami menonton itu, sektor demi sektor, lap demi lap. Dengan cara itu, kami merasa lebih baik,” katanya, dikutip dari GPOne.com.

“Tapi saat balapan, ada kerumunan banyak orang, mereka berteriakn di kanan dan kiri. Itu memberikan kami rasa takut. Namun, kami bisa bertahan.

“Ketika Enea Bastianini menyalip, mereka mulai berteriak-teriak. Kami tidak menonton gambarnya, jadi tidak tahu apa yang terjadi. Namun, lebih baik seperti itu.”

Carola yang bekerja di tim Ducati tertawa mengenang kekonyolan mereka. Wanita yang disebut sebagai azimat Pecco itu selalu mendampingi sang adik.

“Domizia bikin saya tertawa karena dia sangat khawatir karena Pecco selalu melakukan semua dengan cara sama. Dia tidak meninggalkan barisan, tapi hari ini kegerahan dan kembali ke box. Ini tidak diprediksi. Dia pernah melakukan itu di Indonesia dan tidak berjalan dengan baik,” ujarnya.

Baca Juga:

Di sisi lain, Domizia mengungkapkan kalau kekasihnya tak selalu tenang. Ada momen di mana Bagnaia tegang namun pengalaman membuatnya bisa mengatasi hal itu dan fokus pada balapan.

 “Dia selalu mencari ketenangan. Pagi ini, dia merasakan sedikit ketegangan yang menurut saya manusiawi. Ketika dia berubah, kami mulai membahas topik lain,” tuturnya.

“Tentang penerbangan, bandara, pengontrolan, untuk mengurangi tekanan. Saya yakin itu tidak terlalu berfungsi, tapi dia mampu mengelolanya.”

Pada akhirnya, Bagnaia mampu mematahkan tekanan dari Bastianini sehingga merebut kemenangan. Namun, Fabio Quartararo berhasil sampai ke podium ketiga. Alhasil, duel penentu berlangsung hingga MotoGP Valencia.

Ada sedikit kelegaan di benak Domizia. “Beruntung, ada pekan bebas di tengah. Pecco punya waktu untuk beristirahat, mengatur ulang pikiran, memahami potensi yang dia miliki di Valencia dan menyadari apa yang menunggunya,” ucapnya.

“Menurut posisi saya, meski ada sedikit jauh dari rumah, anjing dan keluarga, bagus untuk mereka.”

Domizia dan Bagnaia sudah kenal sejak masih anak-anak. Juara Moto2 2018 tersebut butuh lima tahun sebelum akhirnya menyatakan cinta kepada teman kecilnya.

Sejak jadi pasangan seorang pembalap, wanita dari keluarga pemilik beberapa toko pakaian itu mengaku mengalami stress berlipat ganda terutama mendekati balapan. Apalagi kalau tidak bisa mendampingi Bagnaia secara langsung.

Dalam wawancara dengan Corriere di Torino, ia menuturkan, “Sangat buruk, saya sangat cemas dalam segala yang saya lakukan. Seringkali karena pekerjaan, saya tidak dapat mengikutinya. Jadi ketika sedang menelepon, saya menyembunyikan dengan baik tekanan dan sebisa mungkin tak menularkannya.

“Ketika bisa menonton balapan secara langsung, itu menjadi bencana karena saya sangat menderita. Saya tidak berhenti berjalan bolak-balik. Tapi, mengenali kesulitan saya, saya duduk di sudut dan mencoba menahan penderitaan dalam diam.”

Francesco Bagnaia, Ducati Team

Francesco Bagnaia, Ducati Team

Foto oleh: Ducati Corse

Bagi cucu pemain Juventus, Gianfranco Leoncini, dunia balap motor bukan sesuatu yang asing. Keluarganya sering berkumpul di akhir pekan untuk menonton Valentino Rossi beraksi.

“Keluarga saya bertemu di akhir pekan untuk menyaksikan Rossi dan itu selalu jadi sebuah pesta karena dia seorang legenda. Minat saya terhadap motor berkembang ketika Pecco mulai berkompetisi,” ia mengenang.

“Saya bangga ketika menyaksikan orang yang saya sayang bisa mewujudkan impian. Tidak pernah berlebihan. Ini mungkin kualitas terbaiknya.”

Domizia mengungkapkan bahwa Pecco hanya gahar ketika melaju di trek. Ia mengklaim bahwa kekasihnya lebih lembek dari dirinya. Namun, pemuda tersebut selalu bisa memberikan semangat positif, baik hati dan berterus terang.

Sementara itu, Carola menyebut dirinya seperti kembaran yang selalu membayangi pemenang 11 balapan.

“Kami bertolak belakang, mudah tersinggung dan bangga. Ketika bertikai tidak ada yang minta maaf,” lulusan Fakultas Politik Universita’ di Torino itu menuturkan.

“Dia meminta saya mengikutinya karena dia mempercayai saya. Pecco tertutup dan butuh waktu untuk membuatnya terbuka. Penting bicara dengannya secara langsung, tanpa banyak berputar. Dia tahu apa yang Anda katakan untuk kebaikannya.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pecco Bagnaia Prediksi Tidak Akan Mudah Setim dengan Enea Bastianini
Artikel berikutnya Valentino Rossi Hadiri Duel Penentu Bagnaia-Quartararo

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia