Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Lin Jarvis: Gelar Juara Pembalap Lebih Diingat daripada Titel Lain

Bagi Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, juara dunia pembalap lebih bergengsi ketimbang titel konstruktor maupun tim. Fabio Quartararo berhasil mencapai target tersebut dalam MotoGP 2021.

Lin Jarvis at Yamaha Factory Racing farewell event

Foto oleh: Yamaha MotoGP

Yamaha sulit mematahkan dominasi Ducati musim ini. Pabrikan Jepang tersebut hanya bisa mengandalkan Quartararo di antara empat pembalap. Bandingkan dengan pabrikan Borgo Panigale, yang mana lima dari enam rider menginjak podium.

Alhasil pada akhir musim, Yamaha kalah 48 poin dari Ducati dalam klasemen konstruktor dan 53 poin pada kategori tim. Beruntung, masih ada pembalap muda Prancis yang menyelamatkan wajah mereka.

Melihat kembali ke belakang, Jarvis masih menyesali kisruh dengan Maverick Vinales. Kasus tersebut berdampak pada hilangnya kesempatan dapat poin ekstra.

Ya, mereka menskors pembalap Spanyol itu karena dianggap merusak mesin. Setelah itu, membiarkan Vinales pergi ke Aprilia, sementara penggantinya Franco Morbidelli belum siap akibat cedera lutut parah. Slot kosong pun diisi Cal Crutchlow.

“Kami kehilangan banyak balapan dalam kasus Vinales. Contohnya, di Jerman, GP Styria dan sepekan kemudian di GP Austria. Kami menskors Vinales setelah apa yang dilakukannya pada Spielberg satu,” ia mengisahkan.

“Situasi itu membuat sangat sulit memenangi gelar konstruktor dan tim. Rekan setim Fabio, mendapat poin nol tiga kali. Setelah itu, penggantinya tak pernah kompetitif seperti pembalap reguler.

Baca Juga:

“Bagi kami, Fabio hanya satu-satunya yang bertanggung jawab dalam kejuaraan konstruktor, terlepas dari apa yang terjadi di GP Doha. Ketika itu, Maverick sangat kuat. Juga saat Morbidelli gabung dengan tim di Misano, dia masih menderita efek dari operasi lutut.

“Ducati, di sisi lain, punya dua pembalap mumpuni, Jack Miller dan Francesco Bagnaia, yang mencetak poin secara rutin dalam klasemen tim. Johann Zarco, Jorge Martin dan Enea Bastianini juga mengontribusikan beberapa poin berharga untuk konstruktor.”

Musim 2021, Yamaha hanya mendapat sumbangan kemenangan dari Vinales 1 kali dan El Diablo 5 kali. Ducati dapat 4 kemenangan dari Bagnaia, 2 Miller dan 1 Martin.

Meski tak mampu membawa pulang trofi dari kategori konstruktor dan tim, Jarvis tetap merasa bangga. Pasalnya, mereka mengantar Quartararo ke tampuk juara dengan keunggulan 26 poin dari Bagnaia.

“Titel pembalap merupakan satu yang paling diperhitungkan. Pada akhirnya, semua orang hanya mengingat gelar juara dunia pembalap. Tapi, seandainya kami hanya boleh punya satu gelar, maka juara dunia pembalap jadi favorit kami,” ia menandaskan.

Massimo Meregalli Yamaha Factory Racing team manager, Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Lin Jarvis. Yamaha Motor Racing managing director

Massimo Meregalli Yamaha Factory Racing team manager, Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Lin Jarvis. Yamaha Motor Racing managing director

Foto oleh: Yamaha MotoGP

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tech3 Ungkap Target MotoGP 2022 dengan Duet Rookie
Artikel berikutnya Razlan Razali Ungkap RNF Siapkan Anggaran Rp211 Miliar Setahun

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia