Panduan Super GT
Super GT mulai diperlombakan sejak 1993 dengan nama awal JGTC (Japan Grand Touring Championship). Kini, kejuaraan tersebut memiliki tempat khusus di kalangan pecinta motorsport, baik di dalam maupun di luar Jepang.
Awalnya, JGTC digelar sebagai pengganti All-Japan Sports Prototype Championship dan Japanese Touring Car Championship, kejuaraan yang memperlombakan mobil sport Grup C dan mobil turing Grup A.
Supaya tidak terjadi dominasi dan pembengkakan biaya peserta, badan regulasi Japan Automobile Federation (JAF) melalui anak perusahaan GT Association memberi batasan mesin sekaligus penalti bobot kepada mobil pemenang. Hal ini bertujuan untuk menjaga balapan tetap kompetitif. Peserta musim pembuka berasal dari kelas JGTC, yang merupakan modifikasi Grup A serta mobil Japan Super Sport Sedan.
Pada musim 1994, JGTC melombakan kelas GT1 dan GT2 secara bersamaan. Mobil yang digunakan semakin variatif, seperti Toyota Supra, Ferrari F40, hingga mobil Grup C Porsche 962. Meskipun sekilas mobil-mobil tersebut memiliki tenaga yang berbeda, lewat tangan GT Association JGTC tetap bisa kompetitif, tanpa ada dominasi dari satu mobil.
Meskipun demikian, kelas GT1 dan GT2 digantikan oleh GT500 dan GT300 di musim 1996 dikarenakan biaya yang semakin membengkak untuk melombakan kelas GT1. Kedua kelas inilah yang menjadi awal mula dikenalnya JGTC di kalangan pecinta motorsport , baik di dalam maupun luar Jepang, berkat tampilnya mobil-mobil tersebut di video game Gran Turismo.
Sama seperti dua kelas sebelumnya, mobil-mobil Eropa turut meramaikan, seperti McLaren F1 GTR dan Porsche 911 GT2 (GT500), serta BMW M3 dan Porsche 964 (GT300). Khusus kelas GT500, minat terhadap mobil Eropa tidak sebanyak di GT300. Tercatat, mobil Eropa terakhir yang dipakai adalah Aston Martin DBR9 yang dipakai tim Nova musim 2009. Alhasil pilihan mobil GT500 tetap pada konstruktor Toyota, Nissan, dan Honda pada musim-musim berikutnya.
Untuk lebih mengenalkan kejuaraan ini kepada masyarakat di luar Jepang, JGTC berubah nama menjadi Super GT musim 2005. Perubahan tersebut ditandai dengan diadakannya ronde di luar Jepang, yaitu Malaysia dan Thailand. Amerika Serikat juga pernah disambangi untuk ronde eksibisi di California Speedway pada 2004.
Regulasi
Kelas GT500 dan GT300 balapan secara bersamaan, mirip dengan balap ketahanan lain seperti WEC dan IMSA WeatherTech SportsCar Championship yang melombakan hingga empat kelas. Dua sesi kualifikasi digelar di hari Sabtu dengan metode eliminasi.
Tim tercepat di Q1 lanjut ke Q2, masing-masing 14 besar untuk GT300 dan 8 besar di kelas GT500. Strategi yang biasa dipakai jelang balapan adalah pembalap mana yang lebih dulu membawa mobil. Seorang pembalap hanya boleh mengemudi maksimal 2/3 dari total lap yang diperlombakan. Hal ini memaksa tim untuk tetap melakukan pergantian pembalap saat melakukan pit stop.
Meskipun secara teknis masing-masing tim hanya balapan dengan satu mobil, Super GT tetap memberlakukan poin untuk pembalap dan tim, masing-masing dengan distribusi 25-15-11-8-6-5-4-3-2-1.
Khusus ronde Suzuka 10 Hours, perolehan poin adalah 25-18-13-10-8-6-5-4-3-2. Pembeda dari kedua klasemen tersebut adalah adanya tambahan poin. Perhitungan lebih lengkap bisa dicek di tabel.
Poin pembalap
Posisi finis | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
Poin | 20 | 15 | 11 | 8 | 6 | 5 | 4 | 3 | 2 | 1 |
*Satu poin tambahan diberikan kepada peraih pole.
Poin tim dan tambahan
Posisi finis | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
Poin | 20 | 15 | 11 | 8 | 6 | 5 | 4 | 3 | 2 | 1 |
Jumlah lap | Sama seperti juara | satu lap dibelakang juara | finis tidak lebih dari 2 lap |
GT500 | 3 poin | 2 poin | 1 poin |
GT300 | 3 poin | 1 poin |
*Khusus balapan dengan jarak lebih dari 700km, perolehan poin tim adalah 25-18-13-10-8-6-5-4-3-2.
Panitia mewajibkan mobil peserta memakai penalti berat berdasarkan perolehan poin ronde sebelumnya dikali 2 (khusus ronde terakhir dikali 1). Seperti yang telah disebutkan di awal, hal ini bertujuan mencegah dominasi satu tim hingga akhir musim. Anda bisa lihat perhitungan lebih rinci di tabel.
Perhitungan berat | |
---|---|
Ronde 1 | Semua pemberat dilepas |
Ronde 2 | Total poin x2 KG |
Ronde 3 | |
Ronde 4 | |
Ronde 5 | |
Ronde 6 | |
Ronde 7 | Total poin x1 KG |
Ronde 8 | Semua pemberat dilepas |
Contoh perhitungan penalti berat | ||
---|---|---|
Ronde |
Contoh perolehan poin | Perolehan pemberat di setiap ronde |
Ronde 1 | 5 | 0 kg |
Ronde 2 | 3 | 5x2=10 kg |
Ronde 3 | 15 | 8 (5+3) x 2= 16 kg |
Ronde 4 | 20 | 23 (5+3+15) x 2=46 kg |
Ronde 5 | 13 | 43 (5+3+15+20)×2kg=86 kg |
Ronde 6 | 4 | 56 (5+3+15+20+13)×2kg=112 kg |
Ronde 7 | 1 | 60 (5+3+15+20+13+4)×1kg=60 kg |
Ronde 8 | 0 kg |
*Maksimal penalti berat yang diterima adalah 100 kg. Seperti contoh di ronde 6, kelebihan beban 12 kg tidak dimasukkan ke mobil
Pendekatan dengan fans
Fans merupakan aset berharga Super GT. Pihak panitia menyediakan berbagai pertunjukan selama balapan akhir pekan, seperti area pertunjukan dimana terdapat toko pernak-pernak resmi Super GT dan panggung talk show pembalap. Atmosfer area starting grid dan pit bisa dirasakan langsung khusus pemegang tiket pit walk/ grid walk. Khusus anak-anak dan pengantarnya, pit walk digratiskan.
Bila masih kurang puas, Anda bisa melihat lebih dekat aksi pemanasan mobil-mobil Super GT dalam safari sirkuit. Bus akan mengelilingi sirkuit di waktu yang sama dengan mobil-mobil balap melakukan lap pemanasan sebelum masuk ke grid.
Simak galeri di bawah untuk foto-foto terbaik di ajang Super GT...
Ikuti Motorsport.com di:
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments