Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Ban Pirelli Salah Satu Penyebab Rea Sering Jatuh

Ban depan lebih lunak yang dipasok Pirelli untuk World Superbike (WSBK) 2023, bisa dikendalikan Ducati dan Yamaha, tapi tidak dengan Kawasaki.

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WSBK after crash

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Kawasaki tertinggal dari Ducati dan Yamaha dengan hanya berada di urutan ketiga klasemen konstruktor. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi degradasi mantan juara dunia WSBK. Pengembangan ban depan Pirelli juga berkontribusi pada fakta bahwa tim "Hijau" mengalami paceklik kemenangan.

Kawasaki ZX-10RR memiliki bobot yang lebih berat pada bagian depan dibandingkan motor superbike lainnya sehingga bekerja lebih baik dengan ban depan keras (SC2). Sedangkan motor-motor dari tim lain dapat menggunakan kompon yang lebih lunak (SC1) dengan lebih baik.

"Catatan waktu lap sekarang sangat bagus menjelang akhir balapan. Ini menunjukkan bahwa Pirelli telah melakukan pekerjaan yang baik dalam hal ban depan. Tapi, selalu sulit untuk membuat semua orang senang dengan ban standar," kata rider Kawasaki, Alex Lowes, yang menunjukkan pemahaman tentang jalan yang diambil Pirelli dengan ban depan.

Kenapa Rea Sering Jatuh?

Jonathan Rea telah menjadi pembalap reguler sejak WSBK 2009 dan telah melihat bagaimana kompon ban Pirelli telah berubah selama bertahun-tahun.

"Ban depan Pirelli telah menjadi lebih lunak dan lunak. Semua pembalap dulu menggunakan SC2: Max Biaggi, saya, Carlos Checa,” juara dunia WSBK enam musim mengungkapkan.

"Kemudian Ducati mulai selalu menggunakan SC1. Yamaha dulu selalu menggunakan ban depan SC2 dan sekarang SC1. Bahkan SC1 itu sendiri menjadi lebih lunak dan lebih lunak.

"Ban menjadi lebih lunak dan lebih lunak dari waktu ke waktu. Itu adalah keuntungan yang lebih besar bagi lawan-lawan kami. Itu bukan kerugian bagi saya, tapi keuntungan bagi lawan kami.

Rea jelas lebih memilih ban depan yang lebih keras. Pembalap Irlandia Utara menambahkan, "Jika kondisinya sangat sulit sehingga semua orang harus menggunakan SC2 dalam balapan, maka kami memiliki keuntungan besar.

Baca Juga:

“Namun, di beberapa balapan kami harus menggunakan SC2, sementara yang lain bisa menggunakan opsi yang lebih lembut karena mereka tidak suka bagian depan yang terlalu keras.”

Untuk mendapatkan performa lebih baik, Kawasaki juga menggunakan ban depan SC1 dari waktu ke waktu. Namun, hal ini menjadi kritis menjelang akhir balapan karena ban mengalami degradasi di lap-lap terakhir. Sementara lawan-lawannya bisa mempertahankan kecepatan mereka, Rea harus mengalah.

"Kami juga bisa menggunakan ban tersebut, tapi kami tidak menjadi lebih cepat dengan ban itu. Kami harus lebih memahami motor kami, bagaimana agar tidak membebani ban depan secara berlebihan sehingga kami bisa menggunakan ban depan yang lembut untuk menempuh jarak balapan. Kemudian, dalam suhu yang sangat tinggi pun kami bisa bertarung di lap-lap terakhir balapan," tutur Rea.

Alex Lowes punya penjelasan mengapa Jonathan Rea lebih sering terjatuh sekarang.

"Pirelli selalu membuat ban yang lebih lembut. Jika Anda melihat daftar ban selama beberapa tahun terakhir, Anda dapat melihat bahwa kami sering kali menjadi satu-satunya yang menggunakan ban SC2. Hal ini sudah terjadi sejak Tom Sykes membalap bersama Jonathan,” tuturnya.

Lowes menggambarkan bagaimana ban depan yang lunak mempengaruhi Rea. "Dalam banyak balapan tahun lalu, Jonathan melambat secara signifikan di enam lap terakhir. Kemudian, ia melaju dengan kecepatan yang sama dengan grup di belakangnya. Namun, karena ia memiliki keunggulan beberapa detik, ia melaju di posisi ketiga di daerah tak bertuan,” saudara kembar pembalap Moto2 Sam Lowes melanjutkan.

"Itu yang terjadi di banyak balapan tahun lalu. Tapi sekarang, grup pengejar ini lebih dekat. Jika Jonathan tidak memiliki keunggulan, maka ia berada tepat di tengah-tengah.”

Alex Lowes, Kawasaki Racing Team WSBK

Alex Lowes, Kawasaki Racing Team WSBK

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Lowes menyalahkan pengembangan ini sebagai penyebab dari banyaknya rekor jatuhnya sang juara dunia. "Ia mengendarai motornya di batas kemampuannya dan itulah mengapa kesalahan bisa terjadi," katanya.

Ducati khususnya tidak memiliki masalah dengan ban depan yang lunak untuk jarak jauh. Juara Dunia Alvaro Bautista dan Panigale V4R membentuk kombinasi yang sulit dikalahkan.

"Mereka harus diberi selamat. Ia mengendarai motor ini persis seperti yang seharusnya dikendarai. Dan ia melakukannya dengan sangat baik," Lowes memuji. "Anda tak bisa berkata lebih banyak lagi tentangnya. Jika Anda menaruhnya di atas Kawasaki, itu akan berbeda. Anda bisa melihatnya saat ia mengendarai Honda."

Pengembangan ban depan baru dari Pirelli memulai debutnya di WSBK Spanyol. Untuk pertama kalinya, kompon SC0 tersedia untuk roda depan, namun tim-tim masih sangat berhati-hati menggunakannya. Bagi Kawasaki, ban ini seharusnya tidak menjadi alternatif dari kompon yang sudah teruji.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Remy Gardner Lebih Menikmati WSBK daripada MotoGP
Artikel berikutnya Bautista Lihat Kecil Kemungkinan Ducati Rekrut Rider Top Jadi Tandemnya

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia