Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Rivalitas WSBK, Kuncinya Ketenangan dan Tak Memaksakan Diri

Dominasi Jonathan Rea di World Superbike (WSBK) mulai goyah seiring dengan kebangkitan Toprak Razgatlioglu. Hal ini membuat persaingan makin seru untuk ditonton.

Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team, Andrea Locatelli, PATA Yamaha WorldSBK Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Musim lalu, kecuali dalam edisi penutup, pembalap Kawasaki Racing Team itu selalu mengecap manisnya kemenangan minimal satu kali pada setiap putaran. Sebaliknya musim ini, ada dua lokasi di mana Rea tidak finis terdepan sama sekali.

Pembalap Irlandia Utara tersebut bertengger pada peringkat tiga dalam tiga balapan di WSBK Italia. Namun, mungkin mimpi buruk dialaminya saat mengaspal di Autodrom Most, Republik Ceko. Pada Race 1, Rea terjatuh dua kali sehingga gagal menuntaskan sesi tersebut.

Performanya membaik pada dua balapan berikutnya meski belum maksimal dan berakhir di posisi ketiga. Gap dengan Razgatlioglu kini kembali sempit dari 37 menjadi tinggal 3.

Pelemahan yang dipertontonkan Rea membuat Kawasaki ketar-ketir. Ditambah lagi, Ducati dan Yamaha mulai mengejar.

“Johnny melakukan yang terbaik dengan kompetisi. Ducati dan Yamaha konsisten pada level sangat bagus dengan Redding dan Razgatlioglu dan kami harus mencapai performa maksimum dengan ZX-10RR setiap saat. Problem kecepatan maksimum yang kami alami sejak awal musim, membuat Alex Lowes dan Johnny sulit. Kami mencoba cari ide dan solusi dalam koridor aturan agar mendapat set-up terbaik,” manajer tim Guim Roda mengungkapkan.

Lonjakan prestasi pilot PATA Yamaha WorldSBK itu menjadi ancaman terbesar bagi misi Rea. Musim ini, ia mengalahkan juara WSBK enam kali beruntun tersebut dalam sembilan kesempatan.

Senantiasa belajar dari kesalahan adalah nilai plus yang dimiliki rider Turki tersebut. Modal tersebut sangat berguna ketika harus berjuang di lini depan dengan setelan motor kurang mendukung.

Ia juga selalu menakar risiko dan peluang dengan cermat. Tak perlu memaksakan diri saat kondisi tak memungkinkan yang menyebabkan terjatuh dan kehilangan peluang.

Baca Juga:

“Bagi saya, ini merupakan akhir pekan yang luar biasa, tim saya melakukan pekerjaan luar biasa. Dua kemenangan dan peringkat kedua sangat bagus. Pada lomba terakhir, kami membuat perubahan dengan set-up suspensi tapi dalam balapan, saya tidak merasa nyaman.

“Saya mencoba mengikuti Scott dan mencoba menjaga ban belakang, tapi setelah beberapa lap, saya merasa motor bergoyang dan grip ban belakang berkurang. Saya katakan, ‘OK, posisi kedua cukup buat saya’ karena kami meraih poin luar biasa untuk kejuaraan,” Razgatlioglu menjelaskan.

Bukan berarti rivalitas hanya terbuka untuk keduanya. Scott Redding punya selisih 50 dengan Rea, tapi ada tujuh ronde lagi yang bisa jadi tambang poin.

Pembalap Aruba.it-Ducati tersebut mulai melonggarkan ambisinya berkaca pada beragam insiden yang mencegahnya meraup poin maksimal. Ia justru tampil maksimal ketika tidak ngoyo karena bisa lebih jernih memandang segala sesuatunya.

Lagipula, percuma ia memaksakan diri kalau tim tidak bisa menemukan problem yang membuat Panigale V4 R inkosisten.

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati, Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati, Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Saya tidak memikirkan tentang titel. Saya membiarkan perahu berlayar ketika kecelakaan di Estoril dan kemudian balapan buruk di Donington Park. Saya tegang dan stres, tapi pada akhirnya, saya tidak dapat apa-apa.

“Selama saya tahu, saya bertolak setiap akhir pekan mengetahui sudah mencoba yang terbaik, saya tidak akan stres dan membawanya pada putaran berikut. Saya datang ke sini seperti yang saya lakukan di Assen, rileks dan tenang dan melakukan yang terbaik,” ujar Redding.

Jika sebelumnya Alex Lowes digadang-gadang jadi penantang Rea karena menunggangi motor dengan spesifikasi serupa, kini ia tertahan oleh kendala fisik. Saudara kembar pilot Moto2, Sam Lowes, bersusah payah mempertahankan peringkat keempat dari jangkauan Michael Ruben Rinaldi, wakil Aruba.it.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Diblok Vinales, Redding Beri Dukungan Lewat Akun Aleix Espargaro
Artikel berikutnya Jonathan Rea Geram FIM Minta Kawasaki Batasi Kecepatan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia