Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bayliss Kenang Awal Kariernya di WSBK

Mungkin tak banyak yang tahu, bahwa awal perjalanan balap Troy Bayliss di World Superbike (WSBK) berawal ketika didapuk sebagai pengganti Carl Fogarty.

Troy Bayliss

Foto oleh: Ducati Corse

Bayliss sebenarnya tampil di kejuaraan dunia motor produksi massal itu sejak 1997. Namun, dia hanya dua kali turun, menembus lima besar

Setahun berikutnya, Bayliss membalap WSBK lagi. Sayangnya, dari dua penampilannya tersebut, sang mantan pembalap gagal finis di Donington Park.

Hingga akhirnya sebuah kesempatan untuk tampil semusim penuh datang saat dipanggil menggantikan Fogarty pada 21 tahun silam.

“Saya pindah ke WSBK pada 2000 dengan kejutan, (tetapi) tujuan saya memang ke sana. Ketika Carl mengalami kecelakaan, saya baru saja memenangi gelar British Superbike 1999 dan pindah ke Amerika untuk (memperkuat) Vance dan Hines Ducati musim 2000,” tutur Bayliss dilansir dari WorldSBK.com.

“Saya pikir, saya harus menunggu satu atau dua tahun lagi sebelum ke WSBK. Balapan pertama terjadi di Sugo dan saya mengalami masa yang sangat buruk, terjatuh di kedua balapan.

“Saya (kemudian) berpikir, ‘Saya tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk berkendara lagi dan setelah mengalami kecelakaan dua kali, saya tidak akan kembali ke World Superbike’.

“Tetapi saya kembali dan saya mendapatkan pengalaman berkendara yang baik di Monza. Setelah itu, kesepakatan selesai dan saya tidak ke mana-mana. Saya tetap di Kejuaraan Dunia (WSBK).”

Salah satu rival terbesar Bayliss adalah Colin Edwards. Keduanya kerap terlibat persaingan sengit di lintasan demi memperebutkan podium serta kemenangan.

Bayliss lalu mengatakan, bagaimana dia dan Edwards sering kali mencoba untuk saling menjatuhkan satu sama lain.

“Saya cukup terkenal karena pertarungan saya dengan Colin,” ucapnya.

“Tapi saya juga sering melawan orang lain. Frankie Chili, Noriyuki Haga, Yukio Kagayama, Troy Corser, Neil Hodgson, serta James Toseland.

“Saya mengalami saat-saat yang sangat menyenangkan. Waktu yang luar biasa di WSBK!”

Troy Bayliss, Ducati saat beraksi di World Superbike (WSBK) Jerman 2008

Troy Bayliss, Ducati saat beraksi di World Superbike (WSBK) Jerman 2008

Foto oleh: Alexander Trienitz

Setelah malang melintang di balap motor produksi massal selama bertahun-tahun, Bayliss memutuskan pensiun dari WSBK, tepat ketika usianya menginjak 39 tahun.

“Akhir 2008, saya senang untuk mundur, meski itu sulit. Saya pikir saya baik-baik saja dengan melakukannya seperti itu: menang dan pensiun,” ujarnya.

“Pada dasarnya, kami pulang ke rumah untuk pertama kalinya sejak 1998 dan merupakan kejutan budaya saat mencoba serta menjalani kehidupan (yang berbeda) dari sebelumnya.”

Bayliss pun tak memungkiri, lama tidak balapan membuatnya rindu pada atmosfer WSBK, terutama momen pertarungan melawan rival-rivalnya.

“Saya merindukan kemenangan dan persaingan. Saya merasa bisa melanjutkannya, namun saya sudah merasa cukup saat pensiun pada usia 39 tahun,” kata pria kelahiran Taree, New South Wales tersebut.

“Saya melakukan ini (pensiun) juga demi keluarga. Mitchell (putra tertuanya) berusia 14 tahun saat itu dan Abbey 12 tahun.

“Kami berpikir mereka akan memiliki cukup waktu untuk menemani saya dan itulah saatnya memberi mereka sedikit kehidupan normal.”

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ana Carrasco, Si Pembeda dalam Dunia Balap Motor
Artikel berikutnya FIM Dorong Keterlibatan Lebih Banyak Wanita dalam Balapan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia