George Russell-Lewis Hamilton Akan Sama Tertekan bila Satu Tim
Sudah bukan rahasia lagi jika George Russell hampir pasti bergabung ke Mercedes mulai Formula 1 2022 mendampingi Lewis Hamilton.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Jenson Button dan Nico Rosberg, dua mantan rekan setim Lewis Hamilton pun buka suara tentang komposisi yang kemungkinan besar balap dimiliki Mercedes-AMG Petronas F1 tersebut musim depan.
Kabar terkait bakal bergabungnya Russell ke Mercedes semakin kencang setelah Kimi Raikkonen memutuskan bakal mundur pada akhir musim 2021. Situasi tersebut menyisakan satu tempat di Alfa Romeo Racing.
Valtteri Bottas, rekan setim Hamillton di Mercedes sejak 2017, disebut-sebut sangat cocok menggantikan Raikkonen, juara dunia 2007, di Alfa Romeo. Pengalaman dan torehan sebagai runner-up F1 2019 dan 2020 jelas bakal sangat membantu Alfa Romeo.
Hingga berita ini diturunkan, Mercedes memang belum mengumumkan resmi formasi tim untuk 2022. Tetapi, banyak yang yakin bila pengesahan formasi Hamilton-Russell hanya tinggal menunggu waktu.
Jenson Button, Sky Sports F1
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Sebagai sesama pembalap asal Inggris, Button tentu tahu benar seperti apa persaingan dengan rekan setim sekelas Hamilton. Button bergabung ke McLaren pada 2010, mendampingi Hamilton, setelah merebut gelar juara dunia pada 2009 bersama Brawn GP.
Pria yang kini menjadi analis F1 di Sky Sports tersebut menjadi rekan setim Hamilton dalam 58 balapan F1 antara 2010 sampai 2012. Statistik menunjukkan, Button harus mengakui kehebatan Hamilton, 18-40 di kualifikasi dan 26-32 balapan.
“Jika bergabung ke Mercedes, tekanan bagi Russell akan meningkat karena ia akan bergabung dengan tim yang selalu memenangi gelar juara dunia Formula 1 sejak era turbo hybrid (mulai 2014) sejauh ini,” kata pria 41 tahun yang turun di F1 pada 2000-2017 itu.
Lebih jauh, pemenang 15 Grand Prix, 50 finis podium, dan masing-masing delapan pole position serta fastest lap dalam 306 start tersebut menambahkan, pada saat yang sama tekanan untuk Hamilton bila Russell bergabung juga bertambah.
“Itu karena ia harus menghadapi situasi persaingan melawan pembalap muda yang sangat potensial. Dinamika di dalam tim jelas tidak akan sestabil saat Hamilton berduet dengan Bottas maupun Rosberg.
“Namun, saya sangat menantikan bakal seperti apa persaingan antara Hamilton dan Russell. Hamilton sepertinya senang dengan tantangan ini karena ia selalu mampu bagus bila menghadapi rintangan berat.”
Berbeda dengan Button yang menjadi rekan setim setelah menjadi juara dunia, Nico Rosberg justru mampu menjadi kampiun setelah bersaing sangat ketat dengan Hamilton.
Kendati seusia dan berduel sejak level junior, Rosberg “lebih senior” di Mercedes karena lebih dulu bergabung (2010) ketimbang Hamilton (2013). Hamilton sendiri datang setelah berstatus juara dunia F1 pada 2008 bersama McLaren.
“Dari sisi penonton, tentu sangat menarik melihat ada pembalap lain di Mercedes yang bisa memberikan tekanan lebih besar untuk Hamilton. Pembalap yang mewakili generasi masa depan dan satu hari nanti akan menggantikan Hamilton sebagai pembalap nomor satu Mercedes,” ucap Rosberg, beberapa waktu lalu.
Sebastian Vettel, Ferrari, berbicara dengan Nico Rosberg di sela-sela sebuah balpan F1 pada musim 2020 lalu.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Seperti Jenson Button, Nico Rosberg yang aktif di F1 pada 2006 sampai 2016 juga tahu benar seperti apa panasnya persaingan dengan Hamilton di Mercedes dalam 78 balapan antara 2013 sampai 2016.
Rosberg juga kalah head-to-head melawan Hamilton dari 78 balapan tersebut, yakni 36-42 dari posisi start dan 33-44 dari hasil lomba.
“Saya bisa bayangkan duel rekan setim antara Hamilton dan Russell akan jauh lebih panas daripada Hamilton-Bottas. Bagi Russell, ini akan menjadi tes sesungguhnya karena akan menggeber mobil yang sudah biasa menang,” ujar Rosberg.
“Ia juga akan melawan pembalap tersukses di Formula 1 – juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020) – yang tahu benar kondisi tim dan paham cara mengatasi berbagai situasi sulit,” kata Nico Rosberg yang mundur dari F1 setelah juara pada 2016.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments