Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

5 Wanita Berpengaruh di Formula 1 Satu Dekade Terakhir

Seperti olahraga balap lainnya, Formula 1 juga sangat identik dengan kaum pria. Namun, beberapa wanita ternyata mampu berperan penting di balik sukses tim dan pembalap.

Ruth Buscombe, Sauber Race Strategist on the Sauber pit wall gantry

Foto oleh: Manuel Goria / Motorsport Images

Hari ini, Selasa, 8 Maret 2022, seluruh kaum hawa di muka Bumi merayakan Hari Perempuan Sedunia. Untuk tahun ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil tema “Kesetaraan gender hari ini untuk masa depan yang berkelanjutan”.

Tema tahun ini rasanya sangat tepat bila dikaitkan peran para wanita di ajang balap Formula 1 yang terkenal identik dengan kecepatan, kekuatan, teknologi tinggi, detail, disiplin, dan tentu saja keras.

Kendati mungkin “dinilai tidak lazim”, faktanya banyak wanita memiliki peran sangat penting di Formula 1 dalam beberapa tahun terakhir. Motorsport.com Indonesia mencoba merangkum lima wanita dengan peran krusial di F1 dalam satu dekade terakhir.

Ruth Buscombe

Charles Leclerc, Sauber, melakukan track walk bersama Ruth Buscombe, Sauber Race Strategist, dan Xevi Pujolar, Sauber Head of Track Engineering, menjelang F1 GP Hungaria 2018.

Charles Leclerc, Sauber, melakukan track walk bersama Ruth Buscombe, Sauber Race Strategist, dan Xevi Pujolar, Sauber Head of Track Engineering, menjelang F1 GP Hungaria 2018.

Foto oleh: Manuel Goria / Motorsport Images

Setelah lulus dari Departemen Rekayasa Teknologi Universitas Cambridge, wanita Inggris kelahiran 22 Desember 1989 (32 tahun) itu langsung mulai bekerja di Formula 1 dengan bergabung ke Scuderia Ferrari pada 2012. Di sana ia bertugas sebagai ahli strategi balap.

Buscombe kemudian pindah ke Haas F1 pada November 2015 untuk menjadi strategy engineer alias teknisi ahli strategi. Buscombe meninggalkan Haas pada Juni 2016.

Tiga bulan kemudian ia bergabung ke Sauber Motorsport AG dan membantu tim tersebut mengalahkan Manor Racing di klasemen konstruktor.

Dari Sauber, ia diangkat menjadi Head of Race Strategy Alfa Romeo Racing, skuad F1 yang hingga kini dijalankan oleh Sauber.

Sebagai kepala strategi balap, dari pit wall Ruth Buscombe ikut menentukan kapan pembalap masuk pit. Berkat perannya, Sauber dan Alfa Romeo mampu selalu finis di zona 10 besar dalam beberapa musim terakhir.

Claire Williams

Claire Williams, Deputy Team Principal, Williams Racing, saat berlangsungnya F1 GP Hungaria 2019.

Claire Williams, Deputy Team Principal, Williams Racing, saat berlangsungnya F1 GP Hungaria 2019.

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Sebagai putri dari Virginia dan pendiri Tim Williams Racing F1, Sir Frank Williams, Claire mewarisi antusiasme dan kecintaan terhadap olahraga balap dari orangtuanya.

Setelah lulus dari jurusan Ilmu Politik Universitas Newcastle, Claire bekerja sebagai staf media di Sirkuit Silverstone untuk kemudian bergabung ke Williams F1 pada 2002 sebagai staf komunikasi.

Pada 2011, wanita yang kini berusia 45 tahun itu dipromosikan sebagai Direktur Marketing dan Komunikasi Tim Williams F1. Saat sang ayah Frank Williams mundur dari jajaran direksi, Claire menjadi satu-satunya wakil keluarga di sana.

Pada Maret 2013, Claire ditunjuk sebagai Wakil Prinsipal Tim Williams Racing sampai akhirnya memutuskan mundur pada awal September 2020, seiring dengan akuisisi yang dilakukan Dorilton Capital, sekira sebulan sebelumnya.

Stephanie Travers

Toto Wolff, Executive Director (Business), Mercedes AMG, Stephanie Travers,  Petronas trackside fluid engineer Mercedes AMG F1.

Toto Wolff, Executive Director (Business), Mercedes AMG, Stephanie Travers, Petronas trackside fluid engineer Mercedes AMG F1.

Foto oleh: Daimler AG

Bekerja di Mercedes-AMG Petronas F1 Team sebagai Trackside Fluid Engineer, Stephanie membuat sejarah dengan menjadi wanita kulit hitam pertama yang naik podium F1 GP Styria 2020, saat Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas finis 1-2.

“Sebagai Trackside Engineer, saya menganalisis oli mesin (Petronas Syntium), oli gearbox (Petronas Tutela), dan tentu saja bahan bakar (Petronas Primax), di setiap akhir pekan balapan,” ucap wanita kelahiran Zimbabwe yang pindah ke Inggris pada 2004 itu.

“Saya melakukan pemeriksaan semua oli dan bahan bakar itu agar sesuai dengan standar regulasi FIA. Memeriksa apakah ada kontaminasi di drum bahan bakar hingga memastikan tidak ada problem jika kami mengganti spesifikasi bahan bakar.”

Jalan hidup Stephanie berubah drastis pada 2019 setelah ia terpilih dari sekira 7.000 pelamar program Science, Technology, Engineering, dan Maths (STEM) yang dibuat oleh Mercedes.

Mercedes juga memiliki program mentoring selama empat bulan untuk para wanita muda dengan latar belakang etnis minoritas dan ekonomi rendah, untuk merasakan pengalaman sebagai teknisi Mercedes F1 Team dan mengarahkannya untuk berkarier di STEM.

Susie Wolff

Duet pembalap utama Williams F1, Valtteri Bottas dan Felipe Massa, berpose bersama Susie Wolff, Development Driver, dan Alex Lynn menjelang tes pramusim F1 2015 di Sirkuit Jerez, Spanyol.

Duet pembalap utama Williams F1, Valtteri Bottas dan Felipe Massa, berpose bersama Susie Wolff, Development Driver, dan Alex Lynn menjelang tes pramusim F1 2015 di Sirkuit Jerez, Spanyol.

Foto oleh: Alastair Staley / Motorsport Images

Susie Wolff menjadi wanita pertama dalam 22 tahun F1 yang ikut berpartisipasi dalam sebuah akhir pekan balap saat ia turun di sesi latihan bebas pertama (FP1) GP Inggris 2014 bersama Williams.

Saat itu, Susie memang sudah menjadi development driver Tim Williams F1, posisi yang sudah dipegangnya sejak musim 2012. Susie kemudian berhenti dari F1 dan melanjutkan peran lain di Williams pada akhir 2015.

Total, istri dari Prinsipal Tim Mercedes Toto Wolff tersebut turun dalam empat kali FP1 untuk Williams. Setelah gantung helm, ia membantu dalam pendirian organisasi nirlaba Dare to be Different, juga dikenal dengan sebutan Girls on Track FIA.

Organisasi ini bertujuan menginspirasi para wanita muda agar tidak ragu untuk berkarier di dunia balapan. Susie juga dikenal sebagai prinsipal tim di Formula E yang sukses dan dihormati.

Pada November 2021, Susie Wolff dipromosikan sebagai Chief Executive Officer Venturi Racing, tim Formula E yang sudah dipimpinnya sejak 2018. Sejak menjelang Season 8 FIA Formula E (musim ini, 2021-2022), posisi Prinsipal Tim Venturi Racing dipegang Jerome D’Ambrosio.

Angela Cullen

Di Formula 1, posisi dan pekerjaan Angela Cullen memang bukan teknisi ataupun di struktur manajemen sebuah tim. Namun peran wanita asal Selandia Baru berusia 47 tahun itu sangatlah vital bagi pembalap sekaliber Lewis Hamilton.

Awalnya, Cullen adalah pemain hoki profesional di negaranya. Sejak 2015, ia bekerja di Mercedes dan sejak 2016 menempati posisinya saat ini di sisi juara dunia F1 tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020) tersebut.

Kontribusi Angela Cullen untuk Lewis Hamilton itu memang luar biasa. Ia tidak hanya mengatur persiapan fisik pembalap Inggris itu per harinya, namun juga menjadi orang kepercayaan dan rekan kerja yang mungkin paling dekat dengan Hamilton.

Angela Cullen, fisioterapis Lewis Hamilton, membantu pembalap Mercedes tersebut mengikat rambutnya sebelum balapan pada F1 2021 lalu.

Angela Cullen, fisioterapis Lewis Hamilton, membantu pembalap Mercedes tersebut mengikat rambutnya sebelum balapan pada F1 2021 lalu.

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Setiap bertugas pada akhir pekan, Culen selalu memperhatikan setiap detail barang (mulai dari helm, botol minuman, anjing peliharaan, sampai memberikan skuter) di sekitar Hamilton.

Begitu respeknya terhadap kerja dan profesionalitas Cullen, Hamilton menyebutnya sebagai “sesuatu terbaik” yang pernah terjadi dalam hidupnya. Cullen mulai menjadi asisten Hamilton sejak 2016, menggantikan Marc Hynes, mantan tangan kanan Hamilton.

“Orang tidak pernah tahu karena selalu melihatnya dari jauh. Ia salah satu hal terbaik yang pernah terjadi pada saya,” kata Hamilton tahun lalu dalam laman resmi Formula 1.

“Saya cukup beruntung bekerja dengan banyak orang dan ia mungkin wanita dengan pekerjaan terberat yang saya temui.

“Ia selalu fokus, tidak pernah mementingkan diri sendiri. Cullen membuat saya tenang di setiap akhir pekan balapan,” tutur Lewis Hamilton.

Baca Juga:

  

  

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Charles Leclerc Percaya Lima Kemenangan Cukup untuk Amankan Gelar
Artikel berikutnya Perpanjang Kontrak, Sirkuit Imola Gelar F1 hingga 2025

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia