Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Otoritas F1 Pertimbangkan Peranti Aerodinamika Aktif untuk 2026

Direktur Teknis F1 Pat Symonds membuka wacana pemakaian komponen aerodinamika aktif untuk Formula 1 2026. Hal ini diimbangi inovasi pada power unit.

Sergio Perez, Red Bull Racing RB18, Charles Leclerc, Ferrari F1-75

Foto oleh: Red Bull Content Pool

Musim ini, Formula 1 menyuguhkan revolusi dari sisi regulasi teknis dengan mengembalikan ground effect dan peluang yang lebih besar untuk melibas lawan dengan mengurangi aliran udara kotor ke balakang mobil.

Namun begitu, ada sejumlah aspek lain yang dinilai kurang mendukung revolusi teknis musim ini. Salah satunya adalah tidak adanya perubahan atau modifikasi signifikan pada power unit.

Untuk perubahan power unit, seluruh tim dan pembalap serta pencinta F1 memang harus sampai 2026. Tentunya perubahan power unit tersebut akan diikuti inovasi lanjutan dari sejumlah hal teknis, utamanya aerodinamika.

Kendati belum resmi, menarik untuk disimak pernyataan Direktur Teknis F1 Pat Symonds dalam pertemuan Komisi F1 di London, Inggris, belum lama ini.

“Kami tengah mengevaluasi aerodinamika aktif. Drag (hambatan udara) tidak bisa dikurangi untuk membatasi konsumsi bahan bakar. Paling tidak, itu membuat mobil tidka cukup cepat untuk melibas tikungan,” tutur insinyur asal Inggris tersebut.

Detail bagian belakang Ferrari F1-75.

Detail bagian belakang Ferrari F1-75.

Foto oleh: Uncredited

Symonds menjelaskan, untuk memuluskan rencana tersebut, F1 akan mencoba memperkenalkan dua model mobil dengan peranti aerodinamika berbeda.

Model pertama mengaplikasi downforce tinggi sehingga akan terasa berat saat melibas tikungan. Lainnya akan memiliki drag rendah sehingga saat melibas trek lurus, karena downforce kecil, bisa lebih kencang.   

Pria yang pernah menjabat sejumlah posisi teknis penting di tim Toleman, Benetton, Renault, dan Williams tersebut menjelaskan, aerodinamika aktif nantinya akan memiliki sejumlah variasi.

“Sayap belakang sudah jelas menjadi basis penerapan teknologi ini di F1 masa depan. Sayap depan dengan aerodinamika aktif juga akan diperkenalkan,” tuturnya.

Symonds juga menyoroti sejumlah problem pada F1 saat ini, yang menurutnya harus bisa diselesaikan menjelang musim 2026. Seperti diketahui, ukuran dan bobot mobil menjadi masalah pada F1 2022 ini.

“Salah satu pemikiran kami saat ini adalah membuat mobil yang agak kecil. Kami sudah membatasi performa mesin 2022 namun saya kira itu terlalu umum,” kata Symonds.

Baca Juga:

Symonds pun lantas mencontohkan bila mobil Tim Williams pada 2014, saat ia membela tim tersebut, lebih pendek daripada batas maksimum regulasi. Jadi, intinya mobil F1 masih bisa diperpendek meskipun tetap membutuhkan ubahan sebagai konsekuensi.

“Tujuan utama kami adalah mengurangi kecepatan secara signifikan pada 2026. Jumlah bahan bakar akan lebih sedikit sehingga membantu mengurangi volume pada tangki,” tutur Pat Symonds.

“Sistem hibrida akan ditingkatkan sementara power dari mesin pembakaran konvensional (internal combustion engine/ICE) dikurangi serta tenaga dari listrik ditingkatkan. Dengan begitu, bahan bakar bisa dikurangi signifikan,” ucap Symonds.

Elemen paling penting, menurut Pat Symonds, adalah semua hal terkait pengurangan hambatan udara karena di situlah sebagian besar tenaga mobil terbuang. Praktis, masalah air resistance ini harus dikurangi sangat signifikan.

“Juga akan ada pengurangan konsumsi bahan bakar untuk balapan, tetapi dalam jumlah yang masuk akal. Estimasi saya, pengurangan itu sekira 20% sampai 25% dari jumlah yang dipakai saat ini. Dengan begitu, bobot mobil formula akan berkurang,” ucap Symonds.

“Namun, untuk mewujudkan tujuan ini masih dibutuhkan kerja keras dan waktu lama. Yang pasti, kami harus memastikan agar problem di F1 saat ini tidak bertambah banyak.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Max Verstappen Desak Pirelli Tingkatkan Kompon Ban
Artikel berikutnya Kevin Magnussen Tak Lagi Terbebani Mimpi Juara Dunia

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia