Honda Minta Tim F1 Tak Remehkan Dampak Bahan Bakar Baru

Honda mengklaim tim-tim Formula 1 meremehkan efek perubahan bahan bakar yang diberlakukan mulai musim 2022.

Honda Minta Tim F1 Tak Remehkan Dampak Bahan Bakar Baru

Para peserta F1 musim depan diminta menggunakan bahan bakar E10, dengan komposisi 90 persen bahan bakar fosil dan 10 persen ethanol. Padahal, konsekuensi dari penggantian bahan bakar adalah penurunan tenaga pada mesin, yang konon bisa mencapai tiga persen.

Menariknya, mereka mengklaim sudah menemukan solusi untuk mengatasi problem tersebut. Namun, mantan pemimpin pengembangan power unit Honda, Yasuaki Asagi, skeptis.

“Seberapa besar tenaga yang hilang? Itu rahasia,” ujarnya kepada Motorsport.com.

“Tampaknya tim lain mengatakan hal yang sama tentang itu, tapi sebaliknya, membuat pengumuman seperti itu berarti sulit mendapat power yang sama dengan tahun lalu.

Baca Juga:

Ia menerangkan bahwa sejatinya, kesulitan yang dihadapi dengan perubahan tipe bahan bakar cukup besar. Meski kalau pandai menggali, mereka bakal menemukan beberapa keunggulan dibanding sebelumnya.

“Respons bahan bakar E10 adalah tantangan terbesar. Arsitektur mesin telah diatur (dengan power unit 2021 baru), jadi kami membuat perubahan untuk mengeluarkan performa terbaik dengan bahan bakar E10,” tuturnya.

Bahan bakar alkohol punya karakter adalah tenaga dan energi yang dimiliki dengan bobot sama bakal berkurang.

“Di sisi lain, pembakaran tidak normal pada bahan bakar sebelumnya akan lebih mudah dikontrol sekarang,” katanya.

“Kami membidik efisiensi maksimum, tapi dengan bahan bakar E10, tenaga mesin juga akan berkurang dan jumlah tenaga yang dibangkitkan juga berkurang.”

Honda Logo

Honda Logo

Photo by: Andy Hone / Motorsport Images

Asagi menegaskan kalau sebagian besar pekerjaan pada power unit 2022 sudah selesai tahun lalu.

“Selalu ada detail kecil dan koreksi ketika ditemukan permasalahan, tapi kalau Anda tidak menuntaskan konsep atau dasar pada akhir tahun lalu, Anda tidak bisa tepat waktu memulai musim,” ia menerangkan.

Penggunaan bahan bakar hijau konon bisa mengurangi emisi CO2 hingga 750 ribu ton pertahun. Sedangkan, emisi gas rumah kaca dapat ditekan hingga enam persen.

E10 sudah dipakai di beberapa negara Eropa, di antaranya Belgia, Prancis, Jerman dan Finlandia.

dibagikan
komentar

Ferrari Kemungkinan Ubah Desain Airbox untuk Mobil F1 2022

Toto Wolff Pernah Berpikir Tinggalkan Mercedes