Magnussen Nikmati Kemudikan Mobil Balap IMSA
Mantan pembalap Haas, Kevin Magnussen, mengaku mendapatkan kepuasan lebih saat mengemudikan Prototipe IMSA ketimbang mobil Formula 1.
Tersingkir dari balap jet darat, Magnussen berlabuh ke Chip Ganassi Racing, yang memutuskan kembali memasuki IMSA WeatherTech SportsCar Championship, dengan menurunkan Cadillac DPi-V.R.
Berada di lingkungan baru, pembalap Denmark itu justru merasakan kelegaan tersendiri. Ia bahkan memperoleh banyak kepuasan ketika mengemudikan prototipe V8 5,5 liter - walau berteknologi lebih rendah dibandingkan F1.
“Saya sangat menikmati Cadillac. Saya merasa seperti kembali ke hal-hal yang membuat saya bersemangat menjadi pembalap. Ini mungkin terdengar aneh, tetapi mobil itu tidak mudah dikemudikan dan itu bagus!”, ucapnya.
“Mobil Formula 1 itu fantastis, jelas merupakan mobil tercepat di dunia, dan saya sangat bersyukur telah mencapai impian saya untuk balapan di Formula 1. Namun sebenarnya mobil itu mudah dikendarai. Jika Anda memasukkan pembalap bagus ke dalam mobil Formula 1, mereka akan mengatakan hal yang sama. Sistem elektronik mengontrol sebagian besar performa mobil. Dengan Cadillac, ada lebih banyak hal yang Anda kendalikan sebagai pembalap.
“Dan suaranya! Mesin Formula 1 terdengar seperti 'blah’ hari ini. Mendengar (raungan) mesin Cadillac, Anda tahu Anda berada di dalam mobil balap.”
Kini beralih ke ajang IMSA, Magnussen pun berani mematok target tinggi. Ia mengincar kemenangan, serta yakin mampu merebutnya. Hal ini didasari pada catatan apik Chip Ganassi Racing.
Skuad balap itu telah mendulang enam kemenangan Rolex 24 Hours, dua lagi di kelas GT Le Mans, dan mengumpulkan lima kejuaraan secara keseluruhan.
“Saya terkesan dengan profesionalisme organisasi (Ganassi) ketika saya mengunjungi toko mereka di Indianapolis. Mereka jelas berkomitmen untuk menang. Tentu, setiap tim ingin menang. Tetapi saat berbicara dengan Mike dan Chip, jelas mereka hanya berlomba untuk menang. Mereka tidak puas dengan posisi kedua atau hanya naik podium,” tutur Magnussen.
“Ketika saya mulai balapan dan melalui bagian awal karier saya, saya melakukannya untuk menang. Itulah mengapa saya ingin balapan dan juga bagaimana karier Anda maju ke depan, yakni dengan memenangi balapan. (Namun) di Formula 1, kecuali Anda bersama tim teratas atau mungkin tim kedua, Anda tidak punya peluang untuk menang. Tujuan Anda adalah finis 10 besar dan mendapatkan poin.”
Selain mendapatkan kepuasan berada di balik kemudi mobil balap IMSA, Magnussen juga menikmati interaksinya dengan duo rekan setim anyarnya, Renger van der Zande dan Scott Dixon.
“Di Formula 1, lawan terbesar Anda adalah rekan setim Anda. Cara terbaik untuk melaju ke salah satu tim teratas adalah dengan mengalahkan rekan setim Anda. Jadi, Anda tidak ingin membantunya. Jika Anda membantunya, maka itu akan merusak karier Anda,” kata Magnussen.
“Di sini berbeda. Saya sangat menikmati bekerja dengan Renger dan Scott. Jika Anda memiliki pertanyaan atau jika mereka melihat sesuatu yang dapat membuat Anda lebih baik, membuat Anda lebih kencang, mereka akan melakukan yang terbaik untuk membantu Anda. Saya pun demikian. Ini adalah upaya tim yang nyata.”
#01 Chip Ganassi Racing Cadillac DPi-V.R of Kevin Magnussen, Renger van der Zande, Scott Dixon.
Photo by: Michael L. Levitt / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.