Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Marquez Selalu Ingin Lebih

Kemenangan yang direbut Marc Marquez pada MotoGP Jerman, Minggu (20/6/2021), memiliki banyak arti baik bagi pribadi pembalap asal Spanyol tersebut maupun Honda.

Marc Marquez, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Hasil MotoGP Jerman, Minggu (20/6/2021) lalu, tidak hanya kian mengukuhkan Marc Marquez (Repsol Honda) sebagai penguasa Sirkuit Sachsenring.

Statistik memang mencatat, kemenangan tersebut merupakan yang ke-11 beruntun bagi Marquez di Sachsenring pada semua kelas sejak 2010 (tahun lalu GP Jerman absen karena pandemi Covid-19).

Angka-angka pun berbicara setelah Marquez memenangi balapan kedelapan Kejuaraan Dunia MotoGP 2021 tersebut. Inilah kemenangan pertama Marquez dalam 581 hari sejak podium utama terakhirnya di GP Valencia 2019.

Sejak mengalami kecelakaan pada lomba pertama musim lalu, GP Spanyol di Jerez, 19 Juli 2020, Marquez butuh 336 hari untuk kembali memenangi balapan MotoGP.

Marc Marquez, Repsol Honda Team

Marc Marquez, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Podium utama Marquez di Sachsenring tersebut juga mengakhiri penantian Honda dalam 21 lomba MotoGP tanpa kemenangan (terakhir juga lewat Marquez di Valencia 2019).

Dengan 96 kali finis podium di kelas premier – sekaligus kemenangan ke-57 di MotoGP –Marquez menggeser posisi legenda Honda lainnya, Mick Doohan, untuk jumlah podium terbanyak di kategori tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor – keempat overall.   

Kendati begitu, ada yang jauh lebih penting untuk dijadikan contoh dari kemenangan Marquez di GP Jerman. Setelah cedera patah lengan kanan di Jerez, tahun lalu, Marquez berambisi untuk secepat mungkin kembali ke lintasan.

Alih-alih kembali turun pada lomba kedua yang masih berlangsung di Jerez, Marquez hanya mampu mengikuti sesi latihan bebas ketiga dan keempat dan tidak jadi turun di GP Andalucia.

Cedera yang tidak kunjung sembuh sempat membuat juara dunia delapan kali – 125cc 2010, Moto2 2012, dan MotoGP 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019 – tersebut khawatir kariernya akan berakhir dalam usia 28 tahun.

Kendati begitu, Marquez tidak pernah menyerah. Itulah mengapa pembalap Spanyol itu tidak boleh diremehkan.

Marc Marquez, Repsol Honda Team

Marc Marquez, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Publik mungkin menilai Marquez mampu menang di GP Jerman karena sudah sangat mengenal Sachsenring. Faktanya, Marquez turun dalam kondisi fisik yang belum 100 persen fit. Lengan kanannya memang sudah tidak masalah namun bahu kanannya masih terasa nyeri.

Ditambah, Honda RC213V bukanlah motor terbaik di grid MotoGP saat ini. Marquez memang merebut enam gelar MotoGP-nya di atas motor tersebut.

Tetapi, setahun absen dan beberapa ubahan yang dilakukan Honda membuat Marquez tetap kesulitan saat kembali dan beradaptasi.

Namun, kegigihan Marquez untuk membuktikan dirinya masih ada, mengalahkan segalanya. Ia tampil nyaris sempurna di Sachsenring. Start dari grid kelima, Marquez langsung merebut P2 di tikungan kedua.

Pada akhir lap pertama, Marquez sudah mampu memimpin lomba dan bertahan dari tekanan Aleix Espargaro (Aprilia Racing Team Gresini) beberapa saat untuk kemudian melepaskan diri ke depan dengan kecepatan konsisten hingga lomba 30 lap itu berakhir.

Kemenangan di GP Jerman tidak hanya menjadi tanda bila Marquez, penguasa MotoGP dalam satu dekade terakhir, telah kembali. Hasil di Sachsenring juga mengonfirmasi bila Marc Marquez masih tetap Marc Marquez.

Baca Juga:

Saat kondisi fisiknya bagus, ketika tubuhnya mampu menyatu dengan kemampuan teknis dan bakatnya, Marquez akan sangat sulit ditaklukan pada setiap balapan, seperti yang biasa terjadi.

Di sisi lain, Marc Marquez juga paham betul jika kemenangan di GP Jerman tidak lepas dari layout Sachsenring yang memiliki tikungan ke kiri lebih banyak (10) daripada kanan (3). Praktis, lengan kanannya yang baru pulih dari cedera juga tidak dipaksa bekerja keras.

Karena itu, strategi Marc Marquez dan timnya untuk lomba berikutnya di Assen, Belanda, akhir pekan nanti, dipastikan bakal lebih terbatas.

Tetapi, seperti diungkapkan dalam jumpa pers setelah lomba GP Jerman, Marc Marquez adalah tipe pembalap yang selalu menatap ke depan. Tidak peduli dengan masalah yang dihadapi, Marquez selalu ingin lebih dan lebih lagi pada lomba-lomba berikutnya.    

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Petrucci Kapok Dekat dengan Lecuona di Trek
Artikel berikutnya Puig Tegaskan Masalah Honda Tak Terselesaikan dengan Kemenangan Marquez

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia