Quartararo: Ada yang Salah dengan Saya Saat di Moto3
Fabio Quartararo mengungkapkan dirinya sangat tertekan saat melakoni debut di Moto3 yang tak bisa diatasinya dengan baik.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Dipromosikan oleh Team Estrella Galicia 0,0 ke Kejuaraan Dunia Moto3 setelah menjadi juara di FIM CEV Moto3 Junior World Championship, Quartararo gagal menunjukkan performa terbaiknya.
Padahal, pembalap asal Prancis yang masuk ke Moto3 di usia 16 tahun itu digadang-gadang jadi penerus Marc Marquez.
Namun, beban berat yang dipikulnya menjadi hambatan ketika Fabio Quartararo mesti beradaptasi di kejuaraan dunia.
Ia merasa dituntut untuk melakukan yang terbaik dan tak boleh melakukan kesalahan besar.
“Pada awalnya, itu terasa seperti motivasi. Tapi, sekali Anda membuat satu kesalahan, Anda akan merasakan banyak tekanan,” kata Quartararo seperti dilansir Motosan.
“Kemudian saya melakukan kesaahan di sepanjang musim 2015, dan pergantian tim sedikit merepotkan. Tapi itu memberikan saya banyak pengalaman.
“Hasilnya sangat buruk. Saya tidak pernah menang di Moto3, padahal saya meraih sembilan kemenangan dalam 11 balapan di CEV. Ada sesuatu yang salah dengan saya saat itu.”
Namun, Fabio Quartararo tak menyesali apa yang telah terjadi, karena itu membentuknya menjadi seorang pembalap yang lebih kuat seperti saat ini.
“Apa yang salah dengan saya saat itu, pertama tekanan yang saya rasakan, tapi juga pergantian tim yang menyulitkan,” ujarnya.
“Setelah nyaman menggunakan motor Honda, saya harus beralih ke KTM. Saya juga tidak senang dengan orang-orang yang mendikte karier saya, dan juga mengalami cedera patah kaki.
“Ketika saya berada di usia 15, 16 dan 17 tahun, secara mental saya tidak sekuat seperti saat ini.
“Butuh waktu lama bagi saya untuk kembali. Bahkan ketika saya jatuh, butuh waktu lama bagi saya untuk kembali ke ritme terbaik. Sekarang, jika terjatuh, saya bangkit dengan cepat dan ini penting bagi seorang pembalap.”
Fabio Quartararo, Speed Up Racing
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
El Diablo mulai kembali ke bentuk terbaiknya di Moto2 bersama Speed Up pada 2018, dengan raihan tiga podium termasuk satu kemenangan.
Itu juga yang membuatnya dipercaya oleh Petronas SRT sehingga mempromosikannya ke MotoGP.
“Saya selalu ingat ketika Eric (Mahe, manajer Quartararo) mengatakan kepada saya saat pulang dari Assen bahwa ada kesempatan utnuk bergabung dengan Petronas,” ucapnya.
“Saya bertanya kepadanya apakah yang dia maksud tim di Moto2, dan dia mengatakan ‘tidak, MotoGP’. Saat itu saya seperti orang gila. Jarak balapan dari Assen ke Sachsenring hanya 10 hari, tapi rasanya seperti setahun!”
Memiliki segudang pengalaman di usia yang masih muda, Quartararo berharap para pembalap muda tak memiliki tekanan seperti yang dirasakannya.
“Saya benar-benar mulai berlatih pada usia 14 tahun. Sekarang Anda melihat seseorang yang sudah delapan atau sembilan tahun mengendarai motor, dan Anda bertanya kepada mereka apa yang mereka lakukan,” tuturnya.
“Saya sangat menikmati masa muda saya, tapi sekarang mereka anak-anak sudah harus dihadapkan pekerjaan berat. Saya tidak merasa anak laki-laki berusia sembilan tahun menyukai joging.”
Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments