Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Valtteri Bottas Alami ‘Sindrom Barrichello’ di Mercedes

Valtteri Bottas bisa bangga dengan prestasinya selama membela Mercedes di F1, tetapi pembalap Finlandia itu akan selamanya terjebak dalam pertanyaan ‘bagaimana jika’.

Valtteri Bottas, Alfa Romeo Racing

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Selama lima musim di Mercedes, Valtteri Bottas mengaku gagal mencapai tujuannya menjuarai Formula 1 (F1). Dan mungkin ia kini berada di posisi yang sama dengan Rubens Barrichello setelah periode membela Ferrari (2000-2005).

Koneksi paralelnya jelas. Bottas memiliki total 10 kemenangan dan 67 podium, sementara Barrichello mengoleksi 11 kemenangan serta 68 podium dalam kariernya.

Itu menunjukkan mereka adalah talenta luar biasa yang pantas mendapatkan tempat di tim top, tetapi telah diberi tugas yang hampir mustahil untuk melawan dua pembalap paling sukses yang pernah ada dalam Formula 1.

Valtteri Bottas dan Rubens Barrichello masing-masing harus berhadapan dengan Lewis Hamilton dan Michael Schumacher dalam tim terbaik yang mendominasi kejuaraan selama bertahun-tahun.

Baca Juga:

Sayangnya untuk Bottas, periodenya di Mercedes berakhir dengan tenang dalam beberapa hal, dengan sejumlah balapan di mana ia menjadi hampir tak terlihat saat pertempuran memimpin berjalan intens.

Pembalap 31 tahun itu gagal mengimbangi Hamilton di sebagian besar balapan F1 2021. Kesenjangan performa inilah yang akhirnya membuat Prinsipal Mercedes Toto Wolff merekrut George Russell untuk musim depan.

Faktanya, Grand Prix (GP) Sakhir 2020 tampak menjadi titik balik di mana segala sesuatunya mulai salah bagi Bottas. Russell diberi kesempatan tampil membela Mercedes menggantikan Hamilton yang absen akibat Covid-19.

Meski mobil diatur untuk kebutuhan Hamilton – sehingga Russell harus memakai ukuran yang terlalu kecil untuk muat di kokpit – pembalap muda Williams tersebut segera mampu bertarung dengan Bottas.

Lewis Hamilton, Mercedes W12, Valtteri Bottas, Mercedes W12

Lewis Hamilton, Mercedes W12, Valtteri Bottas, Mercedes W12

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Dengan keunggulan hanya 0,026 detik atas Bottas dalam kualifikasi, George Russell memimpin balapan dengan nyaman. Ia membuktikan potensinya sebelum masalah pit stop membuatnya kehilangan posisi.

Tetapi lewat serangan brilian, Russell mampu lagi menyalip rekannya. Tentu saja ada momen-momen brilian dari Bottas, namun label ‘wingman’ Toto Wolff yang terkenal akhirnya tetap disematkan padanya.

Valtteri Bottas adalah satu dari hanya 35 pembalap dalam sejarah Formula 1 yang telah memenangi 10 Grand Prix atau lebih dan masih belum berhasil merengkuh gelar juara dunia.

Jelas populer di kalangan staf tim, Bottas menerima banyak pesan tentang kepergiannya dari Mercedes. Dan fakta bahwa ia telah memainkan peran penting dalam lima gelar konstruktor secara beruntun tidak bisa diabaikan.  

Sekarang Bottas memiliki kesempatan membangun proyeknya bersama Alfa Romeo mulai 2022, dengan kontrak multi-tahun, dan menjalani peran untuk memimpin sebuah tim.

Lewis Hamilton, Valtteri Bottas, Mercedes

Lewis Hamilton, Valtteri Bottas, Mercedes

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Petisi Berikan Gelar F1 2021 pada Hamilton Tembus 40 Ribu Tanda Tangan
Artikel berikutnya Duel dengan Pembalap Top Bikin Lando Norris Tambah Pede

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia