Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Preview Super GT Fuji 500 mil: Pembuktian paruh musim kedua

Akhir pekan ini, Super GT akan memasuki paruh musim kedua, diawali dengan ronde Fuji 500 mil. Balapan terpanjang dalam semusim juga akan menjadi pembuktian tiga pabrikan utama kelas premier, GT500, serta mesin-mesin GT3 kelas GT300.

#38 ZENT CERUMO LC500

Foto oleh: Masahide Kamio

Dengan dicoretnya gelaran Suzuka 1000 km, ronde kelima Super GT ini akan menjadi balapan dengan perjuangan lebih. Bahkan, di kelas GT300, beberapa tim menurunkan pembalap ketiga.

Faktor cuaca menjadi perhatian utama para kompetitor, apalagi Jepang baru saja dilanda gelombang panas ekstrim. Beberapa faktor perhatian utama antara periode pergantian pembalap serta penggunaan komponen untuk menghadapi puncak musim panas.

Tercatat, dari empat mobil pemenang kelas GT500 ronde sebelumnya, hanya ARTA Aguri yang menanggung beban penalti kurang dari 50 kg. Tentu Aguri Suzuki, sang Team Principal, berharap kedua pembalapnya, Tomoki Nojiri dan Takuya Izawa, kembali mampu meraih kemenangan di Fuji.

Perlu diingat bahwa dua balapan Fuji musim ini memiliki perbedaan jarak cukup signifikan, 500 km dan 500 mil (sekitar 804,6 km). Dengan selisih 200 km dari balapan terpanjang musim lalu, ada kewajiban pergantian pembalap minimal empat kali.

Paruh kedua Super GT juga menjadi masa-masa krusial bagi seluruh kompetitor. Hanya tim paling konsisten lah yang akan merengkuh gelar di akhir musim.

 Saatnya Lexus comeback

#39 DENSO KOBELCO SARD LC500

#39 DENSO KOBELCO SARD LC500

Foto oleh: Masahide Kamio

Lexus tentu tidak akan tinggal diam setelah kalah dari NISMO pada balapan pertama di Fuji. Karakteristik cepat serta downforce rendah harusnya menjadi keunggulan anak perusahaan Toyota tersebut.

Lagi-lagi, beban penalti menjadi persoalan tersendiri. Tiga wakil terbaik Lexus, SARD #39, Wako’s #6, dan juara bertahan TOM’s #1, sudah menanggung beban tambahan masing-masing 70 dan 58 kg.

Bila melihat kembali hasil musim lalu, beberapa tim unggulan Lexus seperti Wako’s dan SARD sempat kedodoran usai ronde keempat.

Wako’s pun akhirnya finis di belakang TOM’s dan NISMO, sedangkan kampiun 2016, SARD, harus berakhir di tempat keenam klasemen akhir.

Lexus juga wajib mempertimbangkan raihan berbeda pada dua balapan Fuji 2017. Dominasi mereka pada ronde kedua 2017 berubah saat ARTA NSX-GT dan NISMO menguasai dua tempat teratas ronde kelima.

Sebagai tim terbaik Lexus saat ini, SARD tentu ingin terus menjaga momentumnya hingga ronde pamungkas di Motegi. Duet eks pembalap F1, Heikki Kovalainen dan Kamui Kobayashi, menjadi senjata utama Lexus menghadapi kedua rivalnya, Nissan dan Honda.

Dengan posisi sementara kelima klasemen tim, kampiun bertahan TOM’s masih perlu membuktikan diri lagi. Duet Nick Cassidy dan Ryo Hirakawa belum pernah menang hingga ronde keempat di Thailand.

Kesempatan NISMO kembali ungguli Lexus

#23 MOTUL AUTECH GT-R

#23 MOTUL AUTECH GT-R

Foto oleh:

Ronde kedua Fuji dengan jarak 500 km resmi dikuasai NISMO dengan jarak 9,738 detik dari wakil terbaik Lexus, Denso SARD.

Meski demikian, balapan dalam rangka liburan Golden Week tersebut tidak diraih tim pabrikan Nissan dengan mudah. SARD sempat memimpin pada pertengahan balapan, sebelum duet Tsugio Matsuda dan Ronnie Quintarelli memenangkan balapan.

Sama seperti SARD, Nissan pabrikan menanggung beban penalti di atas 50 kg, tepatnya 62 kg. Ditambah dengan hasil kurang memuaskan sejak memenangi Fuji 500 km, Yutaka Suzuki selaku Team Principal wajib mengatur siasat baru untuk mengembalikan performa kampiun musim 2014 dan 2015 tersebut.

Asa juga terdapat pada dua tim Nissan lainnya, Impul #12 dan NDDP Racing #3. Mobil Calsonic dan B-Max masing-masing membawa beban 36 dan 18 kg.

Paruh kedua Super GT juga menjadi momentum tim-tim satelit Nissan untuk merubah status dari sekedar penggembira menjadi penantang tim pendukung pabrikan Lexus dan Honda.

Inkonsistensi Honda perlu dibenahi

#100 RAYBRIG NSX-GT

#100 RAYBRIG NSX-GT

Foto oleh: Masahide Kamio

Meski sempat mendominasi podium tiga balapan pertama, pada kenyataannya tiga tim unggulan Honda menjalani tiap ronde dengan hasil berbeda-beda.

Sempat tidak terlihat pada dua balapan pertama, ARTA memenangi ronde Suzuka, sebelum gagal finis di Thailand. Hasil serupa juga terjadi pada Kunimitsu dan Keihin.

Penunggang mobil Raybrig #100, Jenson Button dan Naoki Yamamoto, meraih dua podium runner-up di ronde pembuka dan ketiga. Akibat finis di luar lima besar di Fuji 500 km dan Thailand, Button sempat was-was hasil ronde kedua akan terulang pada balapan 804 km.

Keihin pun setali tiga uang. Pemenang ronde Okayama tersebut tidak mampu mempertahankan raihan apiknya, dengan finis terburuk di posisi ke-11 ronde kedua.

Bicara soal balap ketahanan, Epson Nakajima punya catatan bagus. Meski tengah di posisi buncit klasemen, tim besutan Satoru Nakajima tersebut menjadi jawara balapan terakhir Suzuka 1000 km musim lalu. Kini, tugas berat tertumpu pada Bertrand Baguette dan Kosuke Matsuura untuk membawa Epson Modulo #64 finis dengan raihan maksimal, terlebih mereka hanya membawa beban penalti 6 kg saja.

JAF GT ancam GT3

#31 TOYOTA PRIUS apr GT

#31 TOYOTA PRIUS apr GT

Foto oleh: Tomohiro Yoshita

Dominasi mobil GT3 di kelas GT300 terusik dengan hadirnya apr #31 di tempat kedua. Hadirnya Kohei Hirate, alumnus GT500 dari SARD, membawa angin segar untuk salah satu pengguna Toyota Prius.

Nissan GT-R dari GAINER #11, Mercedes AMG milik Leon Racing #65 serta BMW M6 kepunyaan ARTA memiliki peluang untuk menjaga konsistensi, meski mobil Mother Chassis juga berpotensi mengalahkan GT3 dan JAF GT.

Dua tim MC terbaik, Upgarage dan Tsuchiya Engineering masing-masing diberi beban 50 dan 52 kg pada mobil Upgarage 86 MC #18 serta Hoppy 86 MC #25.

Trek lurus ala Fuji menjadi alasan utama dominasi GT3 atas JAF GT maupun MC. Kategori MC masih memiliki harapan pada balap ketahanan, mengingat Upgarage dan Tsuchiya pernah memenangi Suzuka 1000 km pada 2016 dan 2017.

Ditambah dengan beban penalti di atas 50 kg pada tiga mesin balap GT3 teratas, peluang baik tidak boleh disia-siakan pengguna mobil balap dalam negeri.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Super GT Buriram: Saatnya Honda berjaya
Artikel berikutnya Preview Super GT Sugo: Duel sengit di trek sempit

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia