Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Sejumlah Alasan Pereli Hyundai Sulit Tampil Cepat di Aspal

Reli Kroasia memperlihatkan para pereli Hyundai mengalami kesulitan tampil cepat di atas permukaan aspal. Ini sebenarnya bukan masalah baru bagi pabrikan Korea Selatan.

Thierry Neuville, Martijn Wydaeghe, Hyundai Motorsport Hyundai i20 Coupe WRC

Foto oleh: Fabien Dufour / Hyundai Motorsport

Sebastien Loeb sempat dikenal sebagai 'raja' di rute aspal dalam Kejuaraan Dunia Reli (WRC). Ia memenangi setiap putaran di permukaan itu pada 2005-2010.

Namun satu setengah musim (2019-2020) bersama Hyundai Motorsport, raihan terbaiknya adalah posisi keempat. Memang kala itu Loeb sudah melewati masa keemasannya.

Kemudian ada Dani Sordo. Pereli Spanyol ini pernah dianggap sebagai spesialis aspal selama memperkuat Citroen. Tetapi kini Sordo lebih piawai di jalur berkerikil (gravel).

Kendati kecepatannya di aspal masih ada, dari delapan podium yang dipersembahkan dengan Hyundai i20 Coupe WRC, lima di atas permukaan gravel. Hanya tiga di reli aspal.

Untuk membandingkannya, dengan i20 WRC generasi lama, Sordo merengkuh empat podium. Semuanya diraih ketika beraksi di permukaan aspal (tarmac).

Baca Juga:

Untuk beberapa alasan, para pereli Hyundai, kecuali Thierry Neuville, sepertinya kesulitan mengeluarkan seluruh potensi i20 Coupe WRC jika melaju di atas rute beraspal.

Yang mengkhawatirkan, pertanyaan baru muncul, apakah Ott Tanak, juara dunia WRC 2019, sekarang adalah anggota terbaru dari klub yang menyedihkan tersebut.

Tanak telah menjalani persiapannya dengan matang. Mulai dari latihan, pengujian hingga berpartisipasi dalam reli WRC yang rutenya sebagian beraspal.

Tetapi Reli Kroasia adalah event pertamanya di aspal penuh mengemudikan i20 Coupe WRC di level tertinggi. Dan Tanak tampil di bawah ekspektasi.

Ia hanya mampu finis di posisi keempat dan kecepatannya dengan Hyundai jauh dari yang diraihnya dalam reli aspal bersama M-Sport Ford dan Toyota di masa lalu.

"Saya kesulitan dan rasanya tidak alami. Saya bahkan tak tahu apakah karena gaya mengemudi atau saya tidak terbiasa mengendarai mobil seperti ini," kata Tanak.

Ott Tänak, Martin Järveoja, Hyundai Motorsport Hyundai i20 Coupe WRC

Ott Tänak, Martin Järveoja, Hyundai Motorsport Hyundai i20 Coupe WRC

Foto oleh: McKlein / Motorsport Images

Sementara debut aspal Craig Breen dengan i20 Coupe di WRC tidak jauh lebih baik. Kerusakan terjadi saat pereli Irlandia itu mengalami puncture di hari kedua.

Itu membuatnya cuma bisa menyelesaikan lomba di tempat kedelapan. Meskipun mampu menjadi yang tercepat kedua pada Power Stage, kecepatan Breen belumlah ideal.

Bandingkan dengan hasil dan performa Thierry Neuville yang sangat kontras dengan dua rekannya itu. Ia bisa menang di Kroasia seandainya tidak dapat masalah ban.

Setelah reli, Neuville memberikan daftar tugas untuk teknisi Hyundai agar mereka dapat lebih baik di permukaan aspal, terutama berfokus pada mesin mobil.

"Masalahnya sama dengan yang telah kami hadapi di masa lalu, di mana mesin tiba-tiba berhenti di tikungan lambat, pada putaran rendah. Pada dasarnya sulit untuk dihidupkan ulang," pereli Belgia itu menjelaskan.

"Namun itu balapan, kami bekerja keras pada setiap detail. Seperti yang terlihat, performanya ada di sana, jadi sudah menjanjikan."

Thierry Neuville, Hyundai Motorsport

Thierry Neuville, Hyundai Motorsport

Foto oleh: Vincent Thuillier / Hyundai Motorsport

Jika begitu, apa yang perlu diubah? Apakah memang perlu perubahan? Prinsipal Tim Hyundai Motorsport, Andrea Adamo, tidak begitu yakin akan hal tersebut.

"Izinkan saya menjelaskan ada gambaran yang pasti untuk dilihat. Mari mulai dari belakang. Craig (Breen) ada di sana menjalankan tugas yang seharusnya dilakukan," tutur Adamo kepada DirtFish.

"Tetapi, dia mengalami puncture (kerusakan ban). Itu membuatnya kehilangan waktu dan saya memahami situasinya. Jadi tak ada gunanya mengambil risiko.

"Ott (Tanak) tampil bagus menurut saya, namun dia terpengaruh oleh pemilihan ban, opsi keliru pada sesi pagi hari pertama membuatnya harus membayar mahal. Tetapi sesi sore dia sangat kompetitif."

"Seperti Craig, Ott enggan ambil risiko untuk ngotot mengejar ketertinggalan. Dia mempertahankan kecepatannya demi mengamankan posisi. Dia tahu untuk menjaga asa juara, hal terpenting adalah tetap meraih poin."

Adamo menambahkan bahwa kecepatan yang ditunjukkan Thierry (Neuville) di Kroasia membuktikan bahwa mobil mereka mampu kompetitif, terutama mengimbangi Toyota.

Andrea Adamo, Team principal Hyundai Motorsport

Andrea Adamo, Team principal Hyundai Motorsport

Foto oleh: Helena El Mokni / Hyundai Motorsport

"Jadi di sini kami kalah bukan karena tidak mampu bersaing dengan Toyota, tetapi lebih kepada manajemen balapan," sang prinsipal mengatakan.

"Jika tidak kompetitif, mustahil Thierry mampu podium atau Craig memenangi Power Stage. Bila Anda melihat hal-hal tersebut, persiapan kami mengembangkan mobil, mengikuti Reli Sanremo, upaya seperti itu terbayar.

Adamo pun fokus ke masalah ban ketimbang mengkhawatirkan kecepatan Tanak di aspal secara khusus. Pasalnya, faktor itu yang membuat mereka kalah dari Toyota.

"Saya tidak berada dalam kapasitas sebenarnya jika saya tidak bisa melupakan hasil di Kroasia karena ada kesalahan dan itu seharusnya tidak terjadi pada sebuah tim yang berjuang untuk menjadi juara," ucapnya.

"Di sini, apa yang telah kami lakukan adalah kesalahan dalam prosedur. Setiap kali ada situasi sulit, kami selalu berada di pihak yang salah."

Adamo boleh saja berteori, namun yang jelas adalah i20 Coupe WRC adalah paket yang tampaknya hanya dapat dimaksimalkan oleh Neuville di atas aspal.

Craig Breen, Paul Nagle, Hyundai Motorsport Hyundai i20 Coupe WRC

Craig Breen, Paul Nagle, Hyundai Motorsport Hyundai i20 Coupe WRC

Foto oleh: McKlein / Motorsport Images

Empat pereli telah berhasil memberikan kemenangan bagi Hyundai di kejuaraan dunia: Neuville, Sordo, Tanak serta Hayden Paddon. Tetapi, hanya nama pertama yang mampu melakukannya dalam reli aspal.

Sejak era Mobil Reli Dunia (WRC) diperkenalkan pada 2017 Neuville secara konsisten mengemudikan i20 Coupe WRC dalm reli aspal dan memenangi seperempatnya. Ini bisa jadi faktor yang membuatnya sangat kompetitif.

Dalam kasus Tanak dan Breen, mereka tidak memiliki banyak pengalaman berkendara di aspal dengan Hyundai, apalagi musim lalu banyak event batal akibat pandemi Covid-19 sehingga periode adaptasi masih dibutuhkan.

Namun dengan banyaknya reli aspal musim ini, setelah Kroasia ada Ypres, Katalunya dan Jepang, Hyundai tentu menyadari bahwa mereka tidak dapat hanya bertumpu pada Neuville.

Tanak perlu lebih baik ketika tampil di Reli Ypres Belgia, Agustus mendatang. Jika tidak, posisinya bisa tak menguntungkan saat perebutan gelar mungkin akan terjadi dalam putaran final di Jepang.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Hyundai Perpanjang Kontrak Neuville dan Tanak
Artikel berikutnya Latvala Ingin Ogier Bertahan dengan Toyota Musim Depan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia